PWMJATENG.COM, Surakarta – Diskusi Buku dan Workshop Literasi Digital Moderasi Beragama di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menghadirkan momen menginspirasi. Tokoh Agama Katolik, Romo Eduardus Didik, memberikan tanggapan yang menggugah semangat terhadap buku karya Haedar Nashir, ‘Jalan Baru Moderasi Beragama’, Jumat (22/3).
Dalam suasana yang hangat, Romo Eduardus Didik menyatakan bahwa ajakan untuk membahas buku tersebut sangat menarik bagi kalangan Katolik. Dirinya merasa terhormat dan bangga karena undangan tersebut juga mengundang representasi dari agama lain, menjadikan buku tersebut menjadi buah karya yang lebih luas dan inklusif.
“Buku ini indah dan inspiratif. Haedar Nashir menjadi sosok yang nyaman dan damai di tengah pergaulan umat beragama yang lain,” ujarnya dengan penuh apresiasi. Romo Eduardus Didik juga menambahkan perbandingan yang menarik, menggambarkan kedekatan Katolik dengan Islam melalui Muhammadiyah, sebagaimana NU dekat dengan Nahdlatul Ulama.
Baca juga, Ketua PWM Jateng Himbau Semua Pihak untuk Bersikap Dewasa dan Berjiwa Ksatria dalam Menanggapi Hasil Pemilu
Dalam konteks keterlibatan agama dalam pembahasan moderasi beragama, peneliti BRIN, Ahmad Najib Burhani, menyoroti betapa judul buku tersebut menjadi cerminan yang kuat dari pengalaman dan pemikiran yang mendalam dari Buya Haedar.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menjelaskan bahwa buku tersebut sesuai dengan visi Islam Berkemajuan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48, yang menggarisbawahi pentingnya wasathiyah dalam beragama.
Apresiasi juga datang dari Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Arskal Salim, yang melihat karya Haedar Nashir sebagai dukungan yang kongkrit terhadap kebijakan Kementerian Agama dalam menguatkan moderasi beragama.
Dengan demikian, tanggapan positif dari berbagai kalangan agama menegaskan bahwa buku Haedar Nashir bukan hanya sekadar karya, tetapi juga sebuah inspirasi yang dapat menyatukan perspektif dan pemahaman yang lebih luas tentang moderasi beragama di Indonesia.
Kontributor : Fika
Editor : M Taufiq Ulinuha
