Sekolah Da’i Menjadi Tempat Menuntut Ilmu Para Calon Mubaligh
PWMJATENG.COM, TEMANGGUNG – Kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat, harus dihadapi dengan hal-hal yang positif dan inovatif. Majlis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Temanggung yang sebelum lebaran telah memulai program sekolah Da’i bagi para remaja se-cabang daerah Temanggung. Dengan berakhirnya lebaran dimulailah kembali Sekolah Da’i pada Jum’at (11/6/2021) yang bertempat di Gedung PDM lantai tiga Jalan Kowangan kota.
Berlangsunya pelajaran yang dimulai pada Jam 13.00 dan berakhir pada waktu ashar di setiap minggunya, menjadi agenda pokok yang terprogram. Tuntutan bagi para da’i dalam menyampaikan da’wahnya yang harus menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan beserta cabang-cabangnya, tidak cukup hanya berbekal kepada sebuah ilmu pengetahuan yang dimiliki. Akan tetapi para da’i tetap dituntut untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya sesuai perkembangan zaman.
Ayat-ayat Al-Qu’an dan hadist-hadist nabi yang wajib dipahami beserta ilmu-ilmu diniyah yang lain seperti ilmu fiqih, ilmu taukhid, ilmu alat, ilmu mustholahul hadist, ilmu tajwid, bahasa arab, nahwu shorof, fiqih da’wah, tahsin dan lainya, semuanya menjadi materi pokok yang diajarkan di sekolah da’i.
Para guru sekolah da’i yang rata-rata berusia muda dan tergolong milineal meskipun terdapat beberapa guru yang berusia tua, dalam memberikan materi pelajaran disambut penuh atusias yang tinggi oleh para siswa. Romadhon yang merupakan salah seorang pengajar yang membidangi ilmu tahsin, memahamkan dari dasar terhadap bacaan-bacaan para siswa sesuai kaidah bacaan yang sebenarnya.
Salah membaca bacaan ayat al-qur’an yang berakibat fatal kepada arti dan maknanya, jangan sampai dilakukan oleh para da’i dalam menyampaikan dakwahnya dihadapan orang lain. Kebenaran bacaan dan fasihnya bacaan, menjadi kunci dalam memahami sebuah ayat yang dibaca. “Alkhamdulillah dengan belajar di sekolah da’i, ilmu pengetahuan saya menjadi bertambah yang sebelumnya belum pernah saya ketahui,” ucap Faqih Zainal Abidin asal Tretep yang tahsinnya semakin meningkat.
Para mad’u yang keadaannya sangat hiterogin, menjadi ilmu tersendiri bagi para calon mubaligh untuk pandai-pandai dalam memahamkan mereka. Dengan pemberian motifasi dan adanya ruang tanya jawab di akhir pelajaran di setiap hari jum’at yang disampaikan oleh Zainal Mutaqien selaku ketua majlis tabligh, suasana di dalam kelas menjadi hidup dan bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Untuk mengembangkan pelajaran yang dipelajari, semua siswa diberikan kebebasan untuk bertanya langungsung kepada guru yang bersangkutan atau saling berbagi ilmu kepada sesama teman.
Perbedaan latar belakang dari para siswa yang hiterogin, menjadi tantangan majlis tabligh untuk bekerja keras supaya program sekolah da’i berhasil dengan baik. Jumlah peserta sekolah da’i tahap pertama yang jumlahnya melebihi target, siswa yang berlum terakomodir di tahap pertama akan dimasukkan pada tahap kedua sesuai kapasitas supaya terakomodir dengan baik. (A Khamid MA Almatera).