Salamatul Insan Fi Hidzil Medsos

Salamatul insan fi hidzil medsos
(Selamatnya manusia tergantung menjaga bagaimana menjaga media social)
Oleh : Marijo

(Sekretaris PW. Pemuda Muhammadiyah Jateng/ Guru SD Muhamamdiyah Plus Salatiga)

Banyak ciri orang beriman, yang diterangkan dalam hadis nabi maupun al Quran. Mulai dari menuntut ilmu hingga perjuang di medan perang, mengucap kalimat syahadat, hingga menyingkirkan duri di tengah jalan, atau yang menafkahkan hartanya diwaktu sempit terlebih di waktu lapang.

Dari banyak sifat orang beriman tersebut, satu satu prinsip yang yang harus dipegang bagi orang beriman adalah qul khairan au liyasmut, “Berkata yang baik atau lebih baik diam”. Sebagaimana hadis nabi yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam.”
Ciri orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir adalah ia berkata yang baik, jika tidak mampu berkata yang baik maka lebih baik diam.

Kenapa Rasulullah sangat menekankan kepada umatnya untuk menjaga perkataan?
Banyak orang dihormati karena lisannya. Perkataanya jujur, ucapannya santun, bicaranya benar, janjinya ditepati, dan nasehat-nasehatnya penuh hikmah. Dialah Kyai, ulama, guru, ustad, mubaligh, dan kita semua, jika kita selalu berkata baik dan jujur maka kita akan dihormati dan dihargai orang lain.
Pepatah Jawa mengatakan; ”ajining diri gumantung soko lathi” orang dihargai karena ucapan. Jadi, orang mulia karena ucapan sebaliknya orang hina karena lisannya.
Banyak orang yang celaka karena lisannya, bicaranya bohong, janjinya palsu, ucapanya dusta.
Banyak perkelahian dan permusuhan terjadi karena lisan. Saudara dan persahabatan menjadi renggang karena lisan, ucapanya penuh fitnah, hasad, dan adu domba antar satu dengan yang lainnya.

Bang Haji Rhoma Irama pernah menasehati dalam syair lagunya:
Lidah itu sangat tajam
Tajamnya lebih dari pedang
Bicaralah macam-macam
Asal jangan nyakitin orang

Karena dari omongan
Bisa menimbulkan salah paham
Karena dari omongan
Bisa menimbulkan perpecahan

Lidah senjata utama
Bagi keselamatan Anda
Pandai-pandailah menjaga
Lidahmu kala berbicara

Salamatul insan fi hifdzil lisan, selamatnya manusia tergantung bagaimana ia mampu menjaga lisannya.

Allah SWT menyeru kepada kita untuk selalu berkata benar, niscaya Allah akan memperbagus amalan kita, mengampuni dosa kita dan menunjukkan kepada kita kemenangan yang besar:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Q.S. Al-Ahzab : 70-71]

Jaman telah maju, perkembangan alat komunikasi dan informasi begitu pesat. Alat komunikasi seolah mampu mengganti peran lisan dan telinga. Orang dapat berbicara tidak hanya dengan lisan, mendengarpun tak hanya mengandalkan telinga.
Kesempatan mendapat informasi dan berbagai berita kebaikan semakin mudah, sejalan dengan itu kesempatan berbuat dosa pun dapat dengan mudah dilakukan.

Membicarakan kejelekan sudara tidak lagi harus nunggu arisan, reuni, atau perkumpulan sejenisnya yang tergantung ruang dan waktu membatasinya.
Bisa jadi kaki tak bergerak untuk kumpul bersama, bibir manis diam tak bersuara, namun jari jemari menebar hibah, fitnah, dan dusta. Obrolan instagram, postingan face book, cuitan twitter itulah alat yang sekarang lebih sering menggantikan lisan kita.
Jika omongan bisa cepat hilang berlalu, namun postingan medsos tidak hilang selagi dibiarkan, omongan hanya menjangkau orang disekitar, namun melalui medsos informasi dapat tersebar ke jutaan manusia dalam hitungan menit bahkan detik.
Tidak dipungkiri banyak manfaat dari media social, namun tak sedikit orang masuk bui karena salah menggerakkan jari-jemarinya.
Maka mari berhati-hati dalam berbicara, salamatul insan fi hifdzil lisan, Salamatul insa fi hifdzil medsos

Allahu a`lam