Pengukuhan Sarung PWM
Oleh : Prof. Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
PWMJATENG.COM – “Bukan Pak Tafsir, kalau tidak ndagel,”komentar peserta asal Salatiga yang sering mengikuti kegiatan PWM. Meski sambutan Ketua PWM 2022-2027 kalah panjang dengan sambutan Ketua Aisyiyah (Ibu Dr. Eny Winaryati), tetapi keduanya punya daya tarik sendiri-sendiri Agenda upacara “Pengukuhan PWM PWA” (Ahad, 16 April 2023) berlangsung sangat singkat, Prof. Haedar Nashir menggunakan kalimat efektif, tidak boros kata-kata untuk mengukuhkan anggota PWM PWM, kurang dari lima menit sudah selesai sampai sesi foto bersama. Sambutan Pak Tafsir paling cepat dalam sejarah selama tujuh tahun terakhir, termasuk sambutan singkat Gubernur Jawa Tengah (Bapak Ganjar Pranowo, S.H., M.IP) tidak berpanjang kalam di depan hadirin yang sedang berpuasa.
Adegan seremonial PP Muhammadiyah yang super cepat dibaca dengan cermat oleh indra keenam Pak Tafsir, sehingga kata sambutan Ketua PWM periode 2023-2027 berlangsung lebih pendek, di luar kelaziman. Durasi waktu sambutan Ketua baru PWM luwesnya 10-15 menit, maka peserta sungguh kaget, seakan belum siap untuk menjawab salam penutup Pak Tafsir. Jawaban salam audiens pun diikuti ledakan tertawa “geeerrr” karena sama-sama paham bahwa peserta dari jauh dalam kondisi capai di bulan Ramadan lebih menyukai sambutan padat singkat. Nah, Ketua baru berpikir cerdas dengan sambutan pendek karena di bulan suci tidak bagus membuat pengunjung Edutorium saling “nggrundel”menahan rasa kantuk plus lapar.
Untuk Jawa Tengah nama UMS lebih sering dikenang sebagai tempat paling representatif dan terbagus milik Muhammadiyah. Nama gedung Edutorium UMS mengundang rasa penasaran dan menyedot animo warga untuk mengunjunginya. Dua nama terukir indah di hati: Bapak Marpuji Ali dan Bapak Dahlan Rais (serta sederet nama lain di balik layar) sebagai ideolog, praktisi yang secara konkret mengupayakan pamor Muhammadiyah Jawa Tengah berdiri tegak, dibanggakan oleh Muhammadiyun dan pengakuan masyarakat. Sungguh diuntungkan, Prof. Sofyan Anif melakukan sosialisasi kampus UMS lebih efektif dan efisien kepada warga Muhammmadiyah via acara PWM. Setiap PDM bermimpi daerahnya mempunyai gedung pertemuan yang layak untuk “hajatan besar” dengan fasilitas pendukung yang dapat menampung khalayak ribuan orang serta area parkir yang nyaman dan tertata apik.
Peluang strategis untuk PDM pemilik perguruan tinggi yang berpotensi membuat hall setara Sportorium UMY dan sejenisnya. Beberapa kota, seperti Purworejo, Kudus, Pekalongan, Purwokerto, Karanganyar, dan Semarang sangat layak unjuk kekuatan merancang bangunan super indah yang memberi kesan monumental dan “membetahkan” bagi warga berulang mengunjunginya.
Baca juga, Allah yang Tetapkan Waktu-Waktu Istimewa
Acara “Pelantikan” diubah dengan “Pengukuhan” punya maksud khusus bagi Ketua PP, tetapi semestinya masih debatable dan layak didiskusikan setelah rampungan buka bersama. Apa pun namanya, PWM Jawa Tengah tetap diuntungkan dengan kehadiran langsung Bapak Prof. Haedar didampingi Sekretaris dan Bendahara PP. Bagi peserta jelas tidak menggagas memperkarakan masalah ganti nama, karena bukan masalah urgen bagi cabang ranting. Peserta hadir 3622 orang (Laporan Bapak Rektor) itu angka bagus untuk sebuah even pengajian Muhammadiyah, karena di daerah tertentu masih sulit mematok angka empat digit untuk acara serupa. Para pemerhati sosial keagamaan dapat menganalisis lebih lanjut apa daya pikat bagi warga Muhammadiyah untuk hadir di pengajian di tempat jauh, sementara di lingkungan sendiri kurang diminati.
Warga Muhammadiyah senang mengaji itu sebuah fenomena baru yang perlu menjadi bahan kajian Majelis Tabligh. Narasumber pengajian Ahad Pahing (25 Ramadan 1444) cukup komunikatif, mempunyai otoritas keilmuan dalam bidangnya dan peserta dalam suasana kurang fit (lapar dan ngantuk) tetap bergeming duduk mendengarkannya sampai acara penutupan. Bergaya pemimpin futuristik, peserta dari daerah berbisik, “Bahan pengajian enam jam sangat bagus didiskusikan setelah lebaran.”
Jika muncul keganjilan, barangkali saat keluar gedung peserta harus antre berdesakan, tetapi tidak satu pun berteriak ketika menerima bingkisan unik berupa tas cantik berisi kudapan ringan dan “sarung dobel warna”. Kado “Sarung Pengukuhan PWM” warna biru, hijau berseri, merah marun dan warna lainnya sangat layak diberitakan kepada orang di rumah dan menjadi trending topic bahan cerita perjalanan pulang ke daerah masing-masing.