Oleh: Irwan Setiabudi*
PWMJATENG.COM – Timbulan sampah di Jawa Tengah menduduki peringkat pertama nasional pada tahun 2022. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah di Jawa Tengah menghasilkan 4,25 juta ton atau 21,85% dari 19,45 juta ton timbulan sampah nasional. Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Diikuti sampah plastik dengan proporsi 18,55%.
Tentu, ini menjadi persoalan serius bagi stakeholder lingkungan hidup di Jawa Tengah, termasuk Muhammadiyah. Kyai Tafsir, Ketua PWM Jawa Tengah mengamanatkan secara khusus kepada Majelis Lingkungan Hidup (MLH) agar program kerjanya fokus untuk menangani sampah. Kyai memberi semangat dan keyakinan, bila MLH bisa menjadi solusi persoalan sampah.
Langkah pertama MLH adalah belajar ke Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah Jawa Tengah. Ibu adalah pihak yang pertama mengerti betul jumlah produksi sampah harian, jenis sampah apa saja, bagaimana sampah diperlakukan, kemana sampah dibuang, dan berapa besar jumlah retribusi sampah yang harus dibayarkan. Semua, ibu lebih dahulu paham.
Pemilihan langkah ini didasarkan pada observasi jejak digital program, LLHPB Aisyiyah lebih nyata sebagai panglima terdepan Gerakan Muhammadiyah Peduli Sampah (GMPS). Aisyiyah juga terbukti mampu mengelola desa melalui qoryah thoyyibah dan gerakan sedekah sampah.
Hari kedua di bulan September 2023, bertempat d BBPMP Srondol Semarang, saya menemani Dr. M. Sobri bersilaturrahim dengan ibu Lilik Tri P bersama dengan ibu Deny, ibu Itsma, dan sekretaris LLHPB. Hadir ikut memberi arahan bapak Kyai Wahyudi, PWM Jateng.
Baca juga, Money Politik “Jalan Merebut Kebenaran”
Benar saja, hasil observasi jejak digital mampu disampaikan dengan narasi yang meyakinkan bahwa Aisyiyah sudah bergerak dalam peduli sampah. Kepedulian Aisyiyah diwujudkan dengan upaya promosi (promotif), menggugah kesadaran kader dan jamaah akan pentingnya penanganan sampah Ini dilanjut dengan upaya preventif (pencegahan) agar sampah tidak menjadi persoalan di masyarakat.
Hasil belajar dari Aisyiyah inilah yang akan didalami MLH PWM Jateng untuk melanjutkan upaya promotif dan preventif dengan upaya kuratif (penyembuhan) masalah sampah, dan rehabilitas (rehabiitatif) lahan yang rusak akibat sampah.Salah satu penyemangat MLH adalah penemuan bioreaktor kapal selam (BKS) dari Ketua MLH PWM Jateng, Dr. M. Sobri. BKS sendiri dari jejak digitalnya lahir dari pedesaan. Kelahirannya mampu mengubah sampah pedesaan seperti kotoran hewan dan sampah pertanian menjadi pupuk kompos, gas, dan listrik.
Penemuan jenius dari desa inilah yang mulai digagas oleh MLH untuk ditawarkan menjadi media penyelesaian persoalan sampah desa. Upaya pengembangan riset untuk penanganan sampah perkotaan dan rumah sakit juga dilakukan.
Saya sebagai anggota MLH dengan basic keilmuwan manajemen rumah sakit juga mempelajari tentang pengelolaan sampah rumah sakit. Sampah dalam rumah sakit dikenal dengan limbah medis. Pengelolaannya di rumah sakit dilakukan oleh instalasi penyehatan lingkungan (IPL). Alurnya sampah organik (limbah gizi) diambil pihak ketiga untuk dijadikan kompos, sampah an organik diambil dinas lingkungan hidup, dan limbah beracun dan berbahaya (LB3) diproses dalam incenerator. Muara sampah yang diambil oleh dinas lingkungan hidup masih di tempat penampungan akhir (TPA) sampah. Menilik ini, BKS bisa dihadirkan dalam pengelolaan sampah di rumah sakit. Selain sampah tadi, tinja pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan karyawan rumah sakit bisa juga diolah menjadi energi alternatif.
Dari sinilah cerita ini dimulai, MLH terus bergerak menemukan banyak stakeholder yang sesuai untuk mendukung terbentuknya amal usaha Muhammadiyah (AUM) Pengelola Sampah.
*Anggota MLH PWM Jawa Tengah
Editor : M Taufiq Ulinuha