Memaknai Usia 45 Tahun dalam Perjalanan Kehidupan
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Dalam perjalanan hidupnya, manusia melalui fase-fase kehidupan yang berbeda, bertujuan untuk mencapai kesempurnaan.”
Manusia menyadari bahwa kehidupan di dunia ini melalui beberapa fase. Dari tidak ada menjadi ada, dan akhirnya kembali kepada Sang Khalik, Allah Swt. Saat seseorang memasuki usia empat puluh tahun atau lebih, ia telah mencapai fase dewasa. Usia empat puluh tahun ke atas merupakan fase dewasa menengah, setelah melalui masa bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa.
Jika menelusuri falsafah Jawa, ada tembang macapat yang disebut “Durma” atau “Darma.” Durma berarti mundurnya tata krama, sedangkan Darma adalah nilai-nilai kehidupan yang menunjukkan seseorang telah selesai dengan fase-fase hidupnya dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Manusia yang taat, tunduk, dan bermanfaat bagi orang lain, dengan menjaga keseimbangan dan harmoni dengan Tuhan serta makhluk ciptaan-Nya di dunia ini.
Momentum dalam Kehidupan
Setiap manusia memiliki momen penting dalam hidupnya, seperti pernikahan, kelahiran, hari raya, ibadah haji, wisuda, dan usia empat puluh lima tahun. Momen-momen ini menjadi media untuk mengukur kesejatian diri. Untuk mencapai kesejatian itu, ada tiga paragraf kehidupan yang disebut “Iqra Kehidupan,” baik secara batin (ruhani) maupun jasmani (fisik).
Mencerahkan (Enlightenment)
Seseorang harus membaca nilai-nilai kehidupan dengan seksama dan mengulanginya agar menjadi bercahaya. Hal ini memungkinkan seseorang untuk berbuat baik kepada siapa pun, lebih-lebih kepada Allah Swt., Nabi Muhammad Saw., dan kedua orang tuanya, sehingga terbentuk hubungan segitiga emas.
Memperkaya Wawasan (Enrichment)
Dengan belajar dan berliterasi secara berulang-ulang, seseorang akan kaya akan wawasan, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu agama, sehingga menjadi insan yang sempurna.
Baca juga, Telah Terbit! Download Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1446 H
Memberdayakan (Empowerment)
Setelah mencerahkan dan memperkaya wawasan, seseorang harus mendayagunakan potensinya untuk kemaslahatan semesta raya (rahmatan lil’alamin). Hal ini memungkinkan seseorang untuk menjiwai nilai-nilai kebenaran, taat, dan tunduk kepada Allah, serta mampu mengendalikan diri dari amarah dan nafsu.
Hikmah dari Ayat 15 Surat Al-Ahqaf
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Kandungannya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat melakukan amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikannya dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sungguh aku bertobat kepadamu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”
Allah memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama saat mereka dalam kondisi sakit atau pikun. Kita belajar ikhlas dan sabar dari perjuangan mereka. Ketika kita memasuki usia senja, kita akan mengalami hal yang sama. Ayat ini juga mengajarkan untuk mendoakan anak cucu kita dengan kebaikan serta selalu bertaubat atas dosa yang telah dilakukan dan berserah diri kepada Allah dengan ikhtiar yang terukur.
Memaknai usia menuju 45 tahun adalah memahami, menghayati, dan belajar dari setiap peristiwa di sekitar kita. Hidup ini harus dilukiskan dengan tinta emas dalam tiap paragraf kehidupan agar kita menjadi diri yang bercahaya, seperti lukisan yang memancarkan keindahan di sekeliling kita. Tulisan ini merupakan refleksi perjalanan hidup manusia yang mencapai usia 45 tahun.
Editor : M Taufiq Ulinuha