Mahasiswa PTMA Siap Dilibatkan dalam Pengawasan Pemilu, Akan Ada Kejutan?
PWMJATENG.COM, Bantul – Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) berencana memobilisasi mahasiswa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pengawasan Pemilu untuk menjaga keabsahan Pemilu. Langkah ini diambil untuk memastikan keterlibatan pihak netral dalam mengawasi jalannya Pemilu.
Prof. Gunawan Budiyanto, Ketua Umum Forum Rektor PTMA, menyampaikan bahwa pihaknya memiliki sumber daya mahasiswa yang cukup besar, terutama di berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, hingga Kalimantan.
“Dalam program magang atau KKN, kita akan melibatkan mahasiswa untuk mengawasi Tempat Pemungutan Suara (TPS),” ungkap Gunawan di Kampus UMY, Kasihan, Bantul, Sabtu (3/2).
Menurutnya, PTMA memiliki sebaran terbesar di Jawa, dengan 66 persen dari 174 perguruan tinggi Muhammadiyah berlokasi di pulau tersebut. Hal ini memberikan potensi yang baik untuk mendukung suksesnya Pemilu dan memberikan keyakinan kepada masyarakat terkait legitimasi Pemilu.
“Kami ingin memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa Pemilu ini legit. Mahasiswa kita akan menjadi bagian dari pengawasan yang netral,” jelasnya.
Gunawan menekankan bahwa PTMA sebagai pihak netral ingin berpartisipasi aktif dalam pengawasan Pemilu. Dengan semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengawasan, hasil Pemilu akan menjadi lebih legit.
Baca juga, Melanggengkan Tradisi Muhammadiyah Membela Palestina
“Keberadaan pihak netral dalam pengawasan Pemilu sangat penting agar masyarakat memiliki kepercayaan bahwa proses ini berjalan dengan transparan. Semakin banyak yang terlibat, semakin legit hasilnya,” tambahnya.
Dia menilai peran mahasiswa KKN dalam pengawasan Pemilu sebagai pemantau independen. Meskipun demikian, Gunawan menegaskan bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang mendesak, tetapi sebagai langkah preventif untuk memastikan transparansi Pemilu.
“Semua proses sebaiknya memiliki pengawas independen. Program KKN pengawasan Pemilu bukan sesuatu yang mendesak, kita sudah melakukannya sejak dulu. Ini adalah bentuk kerja sama dengan Bawaslu, bahkan kita telah bekerja sama dengan Bawaslu DIY untuk pemantauan,” jelas Gunawan.
Terkait jumlah mahasiswa yang akan ditempatkan di setiap TPS, Gunawan menyatakan bahwa hal ini belum ditentukan secara sentral. Keputusan tersebut akan diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah di sekitar TPS yang akan mengatur jumlah mahasiswa yang terlibat.
“Kita belum menentukan berapa mahasiswa yang akan mengawasi satu TPS. Keputusan ini bersifat terdesentralisasi dan akan ditentukan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyah di sekitarnya,” tandasnya.
Editor : M Taufiq Ulinuha