Konsep dan Langkah Al Faruqi dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Konsep dan Langkah Al Faruqi dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Oleh : Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd.*
PWMJATENG.COM – Dalam menanggapi kompleksitas tantangan pendidikan yang dihadapi oleh umat Muslim modern, Ismail R. Al-Faruqi muncul sebagai seorang pemikir yang revolusioner dengan gagasannya tentang pendekatan integrasi. Dia menyoroti permasalahan akut yang dihadapi oleh sistem pendidikan yang terbelah, dan menyimpulkan bahwa solusi yang mendalam adalah dengan mengislamkan ilmu pengetahuan atau sains.
Pendekatan Al-Faruqi mencerminkan pemahaman mendalam akan nilai-nilai Islam dan pentingnya memadukan tradisi ilmiah Barat dengan warisan intelektual Islam. Dalam pandangannya, pendidikan tidak hanya sekadar penyampaian informasi, melainkan juga sebuah upaya untuk menanamkan nilai-nilai dan visi Islam yang kokoh. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu sistem pendidikan yang tidak hanya menyatukan dua paradigma pengetahuan yang berbeda, tetapi juga mengintegrasikan mereka secara organik sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Mendasarkan pemikirannya pada konsep Tauhid, Al-Faruqi menekankan pada kesatuan penciptaan kebenaran dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, Islamisasi sains bukan sekadar tentang memperkenalkan dimensi agama dalam disiplin ilmu modern, tetapi juga tentang memberikan dimensi baru pada pemahaman akan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini menciptakan suatu paradigma di mana sains tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, melainkan sejalan dengan visi Islam tentang pencarian kebenaran dan kemanusiaan.
Rencana kerja Al-Faruqi untuk merealisasikan visinya melibatkan beberapa langkah yang sistematis dan terencana. Pertama-tama, penguasaan disiplin ilmu modern menjadi kunci untuk memahami perkembangan terbaru dalam sains dan teknologi. Kedua, pemahaman mendalam terhadap warisan ilmiah Islam diperlukan agar tidak kehilangan identitas intelektual dalam proses integrasi. Selanjutnya, relevansi Islam dalam konteks ilmu pengetahuan modern haruslah ditetapkan secara khusus untuk menghindari penyimpangan dari prinsip-prinsip Islam.
Baca juga, Khutbah Idulfitri: Bijak Membelanjakan Harta
Al-Faruqi juga menekankan pentingnya mencari cara untuk menyintesis kreatif antara warisan Islam dan ilmu pengetahuan modern. Ini membutuhkan kerja sama antara ulama dan ilmuwan untuk mengembangkan pemikiran Islam yang relevan dengan tantangan dan kemajuan zaman. Tidak hanya itu, tetapi juga menempatkan kepatuhan pada hukum Tuhan sebagai landasan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Namun, inti dari rencana kerja Al-Faruqi terletak pada 12 langkah konkrit yang harus diambil untuk merealisasikan Islamisasi sains. Langkah-langkah tersebut adalah:
Pertama penguasaan disiplin ilmu modern dengan konsep metodologi masalah tema dan perkembangannya, kedua survei disiplin ilmu yang ketiga penguasaan Khazanah Islam dalam segi ontologi keempat penguasaan Khazanah ilmiah Islam: analisis kelima penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplink, keenam ilmu penilaian secara kritis terhadap disiplin ilmu modern dan tingkat perkembangannya di masa kini, ketujuh penilaian secara kritis terhadap Khazanah Islam dan tingkat perkembangannya dewasa ini, kedelapan survei permasalahan yang dihadapi umat Islam, kesembilan survei permasalahan yang dihadapi manusia, kesepuluh kreatif dalam memadukan konsep-konsep yang ada, kesebelas penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam, keduabelas penyebarluasan ilmu yang sudah diislamkan.
Setiap langkah tersebut memerlukan komitmen yang kuat dan kesabaran yang gigih, namun hasil akhirnya akan membawa perubahan yang signifikan dalam pendidikan dan pengetahuan Islam, serta memberikan kontribusi yang berarti bagi peradaban manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian, pendekatan integrasi yang diusung oleh Al-Faruqi bukan hanya tentang menghapuskan perbatasan antara sains Barat dan ilmu Islam, tetapi juga tentang menciptakan suatu paradigma baru yang menggabungkan kekayaan dari kedua tradisi pengetahuan tersebut. Ini akan membawa umat Muslim menuju sebuah pendidikan yang holistik, yang tidak hanya mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia modern, tetapi juga untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
*Kepala SMP AT-TIN UMP Kab. Tegal
Editor : M Taufiq Ulinuha