Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Generasi Milenial
Oleh: Siti Khodijah*
PWMJATENG.COM – Pancasila adalah sistem ideologi bangsa Indonesia, landasan negara dan bangsa, dan sumber dari segala aturan eksistensi bangsa Indonesia. Pancasila adalah cita-cita, landasan, sudut pandang, dan pemahaman berbangsa. Sebagai ideologi negara, Pancasila merupakan tujuan bersama yang dicapai oleh negara Indonesia dalam pembangunan negara, yaitu membangun masyarakat adil dan makmur dengan pemerataan materi dan jiwa.
Pancasila juga merupakan wadah pemersatu Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan suasana nasional yang aman, tenteram, tertib dan bersemangat, serta mewujudkan perdamaian yang bebas, bersahabat, dan tertib. Kemampuan menahan perpecahan negara bukan tanpa alasan. Pasalnya, bangsa Indonesia sudah memiliki sarana untuk mempersatukan negara (kohesi nasional) yang secara alamiah terbentuk dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Sikap nasionalisme harus dibarengi dengan upaya memahami Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebangsaan yang harus ditanamkan kepada anak-anak untuk menjadi penerus bangsa. Dengan memahami Pancasila maka ciri kebangsaan dapat dikembangkan. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan untuk mencintai tanah air dan negerinya sendiri, karena dibutuhkan pendidikan plan personality dari semua kalangan, terutama generasi milenial yang merupakan generasi penerus bangsa.
Generasi milenial sering dinamai echo boomers and millennial generation. Nama echo boomers muncul karena perwakilan generasi ini adalah generasi yang lahir pada masa Perang Dunia Kedua. Sekaligus disebut generasi milenial karena mereka mengetahui kemajuan teknologi dan perubahan milenium. Generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1981-2000, atau yang saat ini berusia 15 tahun hingga 34 tahun. Generasi Milenial (juga dikenal Generasi Y) adalah kelompok demografi s setelah Generasi X. Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah bagaimana generasi milenial dapat menginternalisasikan nilai-nilai. Berdasarkan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), 85% generasi milenial rentan terpapar radikalisme.
Baca juga, Matahari Dunia Menggema di Bumi Para Wali; Budaya Berkemajuan Grand Opening RS Sarkies ‘Aisyiyah Kudus
Generasi milenial Indonesia saat ini juga sedang mengalami gempuran globalisasi Barat. Nilai-nilai agama yang juga merupakan nilai inti negara harus diabadikan dalam jiwa dan raga untuk menciptakan kepribadian ideologis yang kini mulai runtuh. Generasi milenial dengan keterhubungannya dengan teknologi digital telah menciptakan model gaya hidup baru di Indonesia, termasuk generasi milenial yang lebih mengutamakan uang daripada uang tunai. Gaya hidup generasi milenial relatif konsumtif bahkan hedonis. Itu perubahan besar. Indonesia dikenal dengan keramahan dan kesederhanaannya, saat ini relatif lebih mahal dan mewah. Hal ini juga terbantu dengan perkembangan teknologi dan internet.
Meski memiliki beragam dampak positif akan penggunaan internet dan media sosial misalnya mempermudah akses informasi dan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi sarana bisnis maupun mencari pekerjaan, akan tetapi penggunaan internet dan media sosial juga memiliki dampak negatif di antaranya banyaknya informasi “hoax‟ akibat banyaknya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan serta semakin banyaknya tindak pidana yang berbasiskan pada teknologi cyber termasuk juga dalam media sosial.
Nilai-nilai luhur Pancasila dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah, tetapi penerapan nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur, yang diakibatkan kemajuan IPTEK dan arus globalisasi. Apabila salah satu nilai Pancasila diterapkan, maka nilai sila-sila yang lain akan terlaksana juga karena antar sila satu dengan yang lain memiliki kaitan yang kuat sehingga berfungsi sebagai filter untuk menyaring pengaruh buruk dari luar agar tidak masuk ke dalam kehidupan sehari-hari, khususnya generasi bangsa yang hidup di zaman milenial.
Dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila bagi generasi milenial dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mempunyai satu agama dan melaksanakan peribadatan sesuai dengan agama yang diikuti serta tidak memaksa orang lain untuk masuk ke agama yang dianutnya, menghargai segala perbedaan di tengah masyarakat yang meliputi perbedaan suku, agama, dan ras, kita harus memiliki rasa cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat, turut serta dalam mengawasi dan memberikan saran terhadap penyelenggaraan kedaulatan rakyat, dan yang terakhir kita haruslah senantiasa memperjuangkan keadilan baik itu untuk kepentingan pribadi, maupun kepentingan bersama.
Cara menerapkan Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara bagi generasi milenial adalah dengan menerapkan Pancasila sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan kunci dalam mengatur sikap dan tingkah laku masyarakat. Masyarakat Indonesia harus mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya. Jika nilai kebenaran tersebut tidak diamalkan, maka filsafat Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak lagi memiliki manfaat. Penanaman nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda tidak bisa dilakukan dengan pemaksaan apalagi tuntutan.
Kesimpulannya, Generasi milenial Indonesia saat ini tengah mengalami gempuran globalisasi. Seiring perkembangan teknologi ini, indonesia akan terus mengalami perubahan yang tentunya memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia secara luas. Perubahan dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek nilai, ideologi, keyakinan, norma atau etika serta sikap dan perilaku. Salah satu wujud dari perkembangan teknologi adalah media sosial yang merupakan ruang public di dunia maya yang sangat bebas sehingga dibutuhkan etika bermedia sosial yang baik dalam melakukan interaksi di media sosial dengan orang lain.
Seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi milenial harus mengetahui bahwa mereka hidup di suatu negara yang beragam dalam berbagai aspek kehidupan dan Pancasila sebagai ideologi yang benar-benar harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tantangan yang mengancam keutuhan bangsa ini tidak hanya dating dari luar namun dari dalam juga. Hal pertama yang harus dilakukan untuk memperkuat karakter generasi bangsa yaitu dengan memberikan pondasi pendidikan dan penting untuk memberikan pemahaman yang kuat tentang 4 Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sumber:
Devyanne Oktari, Dinie Anggraeni Dewi.” Pemicu Lunturnya Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial”. Jurnal PEKAN Vol. 6 No.1 Edisi April 2021. 911 (stkippersada.ac.id)
Badan Pengkajian MPR RI 2019.” AKTUALISASI PANCASILA BAGI GENERASI MILENIAL”. Jurnal 3 2019.indd (mpr.go.id)
A.Aivy Ogilvy Lim, Ivan Nurrahman Adhi Pradana, Poppy Setiawati Nurisnaeny(Sekolah Tinggi Intelijen Negara). Strategi Kontra Radikalisasi Pada Generasi Milenial Melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara.” Prosiding Seminar Nasional Bersama Bela Negara”.Bogor, Desember 2022. http://repository.upnjatim.ac.id/12590/1/PROSIDING%20SEMNAS%20BELNEG%202022_Share.pdf#page=106 Lulu Rahma Aulia1 & Dinie Anggraeni Dewi. PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru.” PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN GENERASI MILENIAL”. JurnalKewarganegaraanVol. 6No. 1 Juni2022. View of Penerapan Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Generasi Milenial (upy.ac.id).
*Mahasiswi Program Studi TI, Politeknik Harapan Bersama Tegal