Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah: Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat
Oleh: Muhammad Taufiq Ulinuha*
PWMJATENG.COM – Menjelang Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-20 yang akan diselenggarakan pada 15-17 Desember 2023 di Palembang, Sumatera Selatan, DPP IMM mengambil tema “Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat”. Tema ini barangkali menjadi visi yang sangat tepat menjelang Pemilu 2024.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keragaman budaya, agama, dan suku, telah menghadapi berbagai tantangan sepanjang sejarahnya. Salah satu kunci penting dalam menghadapi tantangan ini adalah persatuan. Persatuan bukanlah sekadar kata-kata yang indah, tetapi merupakan fondasi kokoh bagi sebuah bangsa untuk meraih kemandirian dan kedaulatan. Dalam konteks ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memiliki peran vital dalam membentuk pemahaman dan semangat bersatu demi Indonesia yang berdaulat.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa persatuan adalah fondasi utama dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal yang dihadapi Indonesia. Persatuan bukan hanya soal perbedaan agama, suku, atau budaya, tetapi juga soal pemahaman bersama akan tujuan besar bangsa. Menurut Nashir, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam moderat telah mampu menciptakan perspektif inklusif dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan memandang pluralitas sebagai anugerah dan sumber kekayaan bangsa, Muhammadiyah mendorong agar semua elemen masyarakat dapat bersatu untuk mencapai kedaulatan yang lebih kuat.
Senada dengan pandangan Nashir, Abdul Musawir Yahya Ketua Umum DPP IMM dalam beberapa kesempatan mengartikan persatuan sebagai kolaborasi yang melibatkan pemuda dari berbagai latar belakang dalam merumuskan solusi atas permasalahan bangsa. Baginya, mahasiswa memiliki peran sentral dalam menjembatani pemikiran kritis dengan aksi nyata. Dalam menghadapi tantangan global seperti revolusi industri 4.0, kaum muda Muhammadiyah perlu berkomitmen untuk bersatu dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan teknologi agar Indonesia dapat berdaulat dalam segala aspek.
Baca juga, Jelang 111 Tahun Muhammadiyah Fachrodin Award Kembali Digelar, Berikut Ketentuannya!
IMM, sebagai wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah, memiliki peran strategis dalam memajukan persatuan dan kedaulatan bangsa. Dalam pandangan IMM, persatuan mencakup pembentukan jaringan sosial yang kuat di kalangan mahasiswa. Dengan menggali kekayaan budaya dan pengalaman dari berbagai daerah, IMM mampu memberikan perspektif yang komprehensif terhadap tantangan yang dihadapi Indonesia. Di bawah kepemimpinan Abdul Musawir Yahya, IMM telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti dialog lintas agama, kerja sama sosial, dan pelatihan kepemimpinan yang bertujuan untuk membangun pemahaman kolektif dan semangat berdaulat.
Dalam menghadapi arus globalisasi dan kompetisi internasional, persatuan dalam berbagai sektor menjadi kunci untuk mempertahankan kedaulatan bangsa. Haedar Nashir menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam mencapai kemandirian ekonomi. Selain itu, Nashir mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu dalam menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan menghormati pluralitas.
Dari perspektif Abdul Musawir Yahya, IMM melihat bahwa pemuda memiliki tanggung jawab untuk mengamati perkembangan politik dan berkontribusi dalam membangun sistem yang lebih baik. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong, pemuda dapat terlibat aktif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, serta berperan sebagai katalisator perubahan yang positif.
Secara keseluruhan, pandangan Haedar Nashir dan Abdul Musawir Yahya menggarisbawahi pentingnya persatuan dalam mewujudkan Indonesia berdaulat. Muhammadiyah telah menjunjung tinggi nilai-nilai inklusifitas, keberagaman, dan semangat kebangsaan. Sebagai Organisasi Otonomnya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menjadi panggung bagi pemuda-pemudi untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam aksi nyata, membuktikan bahwa persatuan adalah kunci utama dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat di tengah dinamika global.
Kader-kader IMM yang telah menempuh Perkaderan Darul Arqam Paripurna (DAP) tak terhitung jumlahnya. Dalam lima tahun terakhir, terhitung paling tidak terdapat 5 DAP yang telah diselenggarakan dan 2 yang akan diselenggarakan oleh DPP IMM. DAP 2018 di Samarinda, DAP 2019 di Medan, DAP 2021 di Maluku Utara, DAP 2022 di Makassar, dan DAP 2023 di Malang, Yogyakarta, dan Surabaya. DAP sebagai perkaderan untuk mencetak kader-kader bertaraf nasional dan internasional sudah semestinya melahirkan kader-kader yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa.
Untuk itu, jelang Muktamar XX IMM dan Pemilu 2024, mari para Kader Paripurna bergandengan tangan dan menyusun strategi untuk mewujudkan kepemimpinan yang menjadi solusi bagi permasalahan bangsa dan negara. Muktamar yang kadang kala hanya dijadikan batu loncatan politik, sudah semestinya menjadi forum dialektika Ikatan untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada.
*Ketua Bidang Medkom DPD IMM Jawa Tengah, Pimred PWMJateng.com, Redaktur Rahma.ID, Anggota LAPSI PP IPM, & Alumni DAP Makassar 2022.