PWMJATENG.COM, Surakarta – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses menggelar International Conference on Islamic and Muhammadiyah Studies (ICIMS) 2025. Acara ini merupakan bagian dari International Summit on Science Technology and Humanity (ISETH) 2024 dan berlangsung selama dua hari, 4–5 Februari 2025.
Hari pertama konferensi menghadirkan pemaparan dari para keynote speaker dengan tema “Empowering Muslims: The Role of Artificial Intelligence in Advancing Progressive Islamic Studies and the Halal Industry in the Digital Era.” Tema ini menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan pemahaman dan penerapan pendidikan Islam serta pengembangan industri halal di era digital.
Sejumlah pakar diundang sebagai pembicara utama, di antaranya Aidi Ahmi dari Universiti Utara Malaysia, Assist. Hakimuddin Salim dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Muhammad Roil Bilad dari Universiti Brunei Darussalam, dan Chariyada Chantarungsri dari Suan Dusit University Thailand.
Ketua Panitia ICIMS UMS, Azhar Alam, mengungkapkan bahwa konferensi ini diikuti oleh lebih dari 100 paper dari berbagai peneliti. Banyak peserta yang hadir secara langsung di UMS untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Menurutnya, pelaksanaan konferensi secara tatap muka memberikan pengalaman yang lebih berkesan dan interaktif bagi peserta.
Baca juga, Sikap Hidup Ihsan
“Kami memastikan acara ini berjalan secara atraktif dan komunikatif. Selain itu, peserta yang aktif berdiskusi juga mendapatkan souvenir dan buku eksklusif dari para keynote speaker,” ujar Azhar Alam pada Rabu (5/2).
Konferensi ini juga memberikan penghargaan kepada peserta dengan kategori Best 10 Papers dan Best 10 Presenter. Menurut Azhar, penghargaan ini bertujuan untuk memberikan kesan mendalam bagi peserta sehingga ICIMS tidak sekadar menjadi agenda tahunan yang rutin, tetapi juga memiliki nilai akademik dan kenangan berharga dalam perjalanan karier mereka.
“ICIMS bukan hanya sekadar konferensi akademik, tetapi juga menjadi pengalaman yang akan dikenang sepanjang karier mereka, baik sebagai mahasiswa maupun dosen,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya memperkaya pengalaman peserta, panitia menyediakan layanan city tour yang memungkinkan mereka menjelajahi berbagai destinasi di Solo. Peserta diajak mengunjungi Masjid Syekh Zayed dan Keraton Surakarta untuk mengenal lebih dalam tentang budaya dan sejarah kota ini.
“Kami berharap layanan ini bisa berkembang di tahun-tahun mendatang. Armada yang kami sediakan cukup terjangkau dan diharapkan menjadi kenangan tersendiri, terutama bagi peserta yang datang dari luar kota atau luar negeri,” jelas Azhar.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
