PWMJATENG.COM, Purworejo – Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Purworejo menggelar Pelatihan Instruktur Dasar (PID) bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Purworejo, Kamis-Senin (1-5/6/2023).
Penyelenggaraan PID ini sendiri dalam rangka mencetak kader instruktur dasar yang nantinya akan menjadi instruktur di tingkat cabang. Mengusung tema “Optimalisasi Peranan Instruktur dalam Restorasi Perkaderan Ikatan” puluhan peserta dari berbagai cabang di Indonesia mengikuti kegiatan ini.
Pembukaan yang berlangsung Kamis (1/6/2023) siang dihadiri Ketua PDM Kabupaten Purworejo Drs. H. Pudjiono, Ketua Bidang (Kabid) Media dan Komunikasi (Medkom) DPD IMM Jawa Tengah Muhammad Taufiq Ulinuha, Instruktur DPD IMM Jawa Tengah Ketua Umum PC IMM Purworejo Dzikri At Thooriq beserta jajaran dan panitia, serta peserta PID PC IMM Purworejo.
Dalam sambutannya, Kabid Medkom DPD IMM Jateng Muhammad Taufiq Ulinuha menyampaikan bahwa restorasi merupakan sebuah upaya mengembalikan sesuatu kepada tempat/posisi aslinya.
Menurutnya restorasi perkaderan merupakan upaya mengembalikan ruh perkaderan kepada posisi aslinya, sehingga tujuan perkaderan dapat tercapai dengan optimal.
“Berkenaan dengan restorasi, saya contohkan bagaimana terjadinya Restorasi Meiji di Jepang pada tahun 1866-1869. Dilatarbelakangi krisis ekonomi dan kehadiran barat di Jepang, dicetuskanlah Restorasi Meiji pada Keshogunan Tokugawa yang diktator dan otoriter. Restorasi Meiji memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Jepang seperti, pembentukan sistem pemerintahan baru yang lebih menguntungkan rakyat- rakyat kecil, kekuatan militer Jepang semakin berkembang, Jepang menjadi negara industri yang kuat dan bangsa Jepang yang semakin modern,” ungkapnya.
Usai memberikan sambutan ia juga didapuk untuk menjadi narasumber Stadium General. Pada sesi yang dikemas melalui talkshow ini, Ulinuha menjelaskan perubahan sosiologis mahasiswa dan kader IMM pasca Pandemi Covid-19. Menurutnya, akibat Pandemi Covid-19 teknologi dan media digital semakin berkembang pesat, bahkan 10 tahun lebih cepat dari perkiraan.
Baca juga, Buka Rakerpimwil, Ketua PWM Jateng: Program Tidak Harus Banyak Namun Harus Bermanfaat bagi Masyarakat
“Pasca Pandemi ini, teknologi dan dunia semakin berkembang pesat. Lebih banyak waktu dihabiskan calon kader maupun kader di depan gadget daripada di depan buku. Psikologi mahasiswa pasca Pandemi juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Sehingga perkaderan ikatan selain melakukan restorasi, juga perlu melakukan resiliensi, atau penyesuaian terhadap kondisi,” imbuh Ekstrainer DAP IMM di Sulsel ini.
Ia berharap kepada para calon instruktur untuk melek media sosial. Mengapa? Karena calon kader ataupun kader, keduanya lebih sering berinteraksi dengan media sosial. Dengan kondisi tersebut, instruktur harus pro-aktif untuk membuat konten-konten positif sekaligus memantau calon kader ataupun kader melalui media sosial.
Disinggung oleh moderator mengenai penggunaan Artificial Intellegent, Ulin yang juga Instruktur DPD IMM Jateng menyampaikan bahwa IMM belum berbicara ke arah sana, melainkan masih perlu belajar menjadikan media sosial sebagai jalan untuk menggaet kader maupun mengkampanyekan pesan-pesan positif.
Editor : Noe