Amalan-Amalan Utama di Bulan Ramadan; Sedekah
PWMJATENG.COM – Islam mengajak dan menganjurkan orang untuk suka memberi kebaikan dan kebajikan. Ayat-ayat Al-Qur’an banyak menyinggung anjuran ini [QS. al-Baqarah (2): 261; Ali Imran (3): 92]. Begitu pula dengan hadis Rasulullah Saw. Di antaranya adalah,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتَطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ . ( قال أبو عيسى هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه.رواه الترمذي ، كتاب الزكاة ، رقم ٦٦٤).
Artinya: Diriwayatkan dari Anas Ibnu Malik ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu memadamkan kemurkaan Allah dan menolak kejelekan.” [HR. at-Turmudzi. Ia mengatakan: Ini adalah hadis hasan gharib].
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ مَا مِنْ يَوْمِ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَان يَنزِلَان فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللهُمَّ أَعْطِ مُنْقِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسكًا تَلَفًا
Artinya : Diriwayatkan dari, Abi Hurairah ra, bahwa Nabi, satu bersabda: Tiada suatu haripun di mana seorang hamba bangun pada pagi hari, kecuali dua orang malaikat turun ke bumi sambil berdo’a: Ya Allah, berilah balasan bagi orang yang bersedekah. Malaikat satu lagi datangkanlah kerusakan bagi orang yang bakhil. [Muttafaq’alaih].
Bulan Ramadan bukan saja bulan untuk ibadah, tetapi juga bulan yang sangat berdimensi sosial. Artinya, bulan Ramadan adalah bulan untuk melatih kepekaan sosial. Oleh karenanya sudah seharusnya seorang muslim yang berpuasa menumbuh kembangkan sikap pemurah itu dalam segala hal. Di antara wujud konkrit sikap pemurah itu adalah mendermakan apa yang ada padanya (sedekah).
Sikap dermawan ini tentunya harus didasari atas kemauan sendiri dan tidak ada paksaan dari orang lain. Berderma di sini tidak hanya terbatas pada derma secara materi. Berderma juga bisa dilakukan dengan menyumbangkan yang bukan materi, semisal tenaga atau ilmu. Rasulullah Saw. adalah suri tauladan yang patut dicontoh dalam hal ini.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas dikisahkan,
عن ابْنِ عَبَّاس قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أجودُ مَا يَكُونُ فِيْ رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللهِ حِيْن يَلْقَاهُ جِبْرِيْلٌ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ . (متفق عليه)
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah Saw. adalah orang yang paling dermawan (pemurah) dan kepemurahan itu sangat menonjol pada bulan Ramadan ketika Malaikat Jibril menemuinya. Adalah Malaikat Jibril menemuinya pada tiap malam selama Ramadan, lalu mengajaknya mendaras Al-Qur’an. Sunggu-sungguh Rasulullah Saw. ketika ditemui oleh Jibril lebih dermawan atas hartanya daripada angin yang berhembus. (Muttafaq ‘Alaih)
Baca juga, Fathurrahman Kamal : Tradisi yang Dibangun Islam Adalah Tradisi Ilmiah
Makna “lebih dermawan dari angin yang berhembus” adalah kecepatan (kesegeraan) Rasulullah Saw. dalam memberikan pertolongan atau bantuan kepada orang lain. Siapa saja yang datang kepada Rasulullah Saw. pasti akan dibantu oleh beliau tanpa pilih kasih dan pandang bulu.
Kemurahan (kedermawanan) Rasulullah Saw. tidak hanya dalam bidang harta benda, akan tetapi juga dalam bidang lain. la ikhlas memberikan ilmunya kepada para sahabat. Ia juga yang merelakan jiwanya demi tegaknya agama Allah. Beliau memberikan petunjuk serta menyampaikan hal-hal bermanfaat bagi manusia, baik dengan jalan memberi makan orang lapar, memberi pelajaran kepada orang yang memerlukan maupun menanggung beban orang lain. Rasulullah Saw. adalah sepemurah-pemurah manusia.
Agaknya perlu dikemukakan beberapa praktik kedermawanan Rasulullah Saw. untuk dijadikan cambuk bagi umat manusia. Suatu ketika Rasulullah Saw. pernah mendermakan sekumpulan domba yang jumlahnya sangat banyak yang memenuhi sebuah lembah kepada pengemis. Rasulullah Saw. juga pernah memberikan selimut (yang dia senangi) yang baru saja diterima dari sahabat kepada orang yang berhajat kepada selimut itu. Inilah contoh kedermawanan Rasulullah Saw. yang bilamana Ramadan datang, kedermawanan beliau sungguh berlipat-lipat, melebihi bulan-bulan lain.
Sesungguhnya, apabila ditelusuri maka alasan mengapa Rasulullah Saw. lebih menggiatkan dermanya selama bulan Ramadan tidak lain dan tidak bukan adalah karena adanya sugesti dan janji Allah tentang banyak dan besarnya pahala (ganjaran) bagi siapa saja yang beramal jariyah di bulan Ramadan.
Baca juga, Singapun Tunduk kepada Orang yang Takut kepada Allah
Di antara dalil-dalil yang menegaskan tentang penggandaan pahala (ganjaran) di bulan Ramadan tersebut adalah:
a. Hadis at-Turmudzi yang menyatakan tentang kemuliaan bulan Ramadan dibandingkan dengan bulan bulan selainnya. Hal ini berakibat pada lebih mudanya pula amalan yang dikerjakan (termasuk sedekah) di dalam bulan Ramadan.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ. أَيُّ الصَوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ . (رواه الدمدى).
Artinya : Diriwayatkan dari Anas (dilaporkan bahwa) ia berkata: Rasulullah Saw. ditanya tentang puasa apa yang paling utama sesudah puasa Ramadan? Beliau menjawab: Puasa Sya’ban untuk mengagungkan Ramadan, beliau ditanya lagi: Sedekah apa yang paling utama? Beliau menjawab: Sedekah di bulan Ramadan. (HR at-Turmudzi)
b. Hadis dari Ali, yang menyebutkan bahwa ibadah puasa dan sedekah merupakan ibadah yang mengharuskan Allah memasukkan yang melakukannya ke dalam surga.
عَنْ عَلى قَالَ قَالَ النَّبِيُّ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِن بُطُوْنِهَا وَبُطُونِهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِي فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الكَلامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِيَامَ وَصَلَّى للهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَاء . (رواهالتردي ).
Artinya: Diriwayatkan dari Ali r.a. ia berkata: Nabi Saw. telah bersabda: Sesungguhnya di dalam syurga ada beberapa kamar yang tembus pandang, Para sahabat bertanya, untuk siapa kamar itu ya Rasul? Rasul menjawab, untuk orang-orang yang mengharumkan tutur katanya, memberi makan fakir miskin, terus menerus melaksanakan puasa dan melakukan salat malam tatkala manusia terlelap (tidur). (HR at-Turmudzi)
Baca juga, KH. Tafsir : IPTEK Adalah Instrumen Memahami Syariah
c. Hadis dari Zaid ibn Khalid, yang menjelaskan bahwa pahala (ganjaran) orang yang memberi sedekah pada orang yang beribadah sama dengan ibarat melakukan ibadah itu sendiri.
عَنْ عَطَاءٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِي قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَنْ فَطَّرَ بمَا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرٍهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثُ حَسَنٌ صَحِيح . (رواه الترمذيالصوم، ٨٧ ، وابن ماجه وأحمد والداري).
Artinya: Diriwayatkan dari Atha’ dari Zaid Ibnu Khalid al-Juhani ia berkata: Rasulullah Saw. telah bersabda: Barang siapa yang memberi makan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka dia memperoleh pahala sebagaimana yang diperoleh oleh orang yang melakukan puasa itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang berpuasa yang diberi makan itu. Abu ‘Isa (at-Turmudzi) mengatakan: Ini adalah hadis hasan sahih. (HR at- Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad dan ad-Darimi)
d. Hadis riwayat at-Turmudzi dari Mu’adz yang menyebutkan bahwa sedekah itu ibarat air yang dapat memadamkan api. Sehingga dengan sedekah dapat menghapuskan kesalahan- kesalahan yang telah dilakukan.
اَلصَوْوُجُنَّةُ وَالصَدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ . … قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيح . (رواه الترمذي).
Artinya: Puasa itu adalah perisai dan sedekah itu dapat menghapus kesalahan ibarat air memadamkan api. (HR. at- Turmudzi. Ia mengatakan: Ini adalah hadis hasan sahih)
Sumber : Tuntunan Ramadhan Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
Editor : M Taufiq Ulinuha