Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Berkomitmen Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Mempromosikan Kehidupan yang Damai
PWMJATENG.COM, Jakarta – Acara “Buka Bersama dan Dialog” yang diselenggarakan oleh Eco Bhinneka Muhammadiyah pada Rabu, 27 Maret 2024, menjadi panggung inspiratif bagi kolaborasi lintas agama dalam menjaga lingkungan dan membangun perdamaian. Dalam suasana yang penuh semangat, berbagai pemikiran dan ide bersatu untuk mencapai tujuan bersama yang menginspirasi.
Hening Parlan, Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, dengan tegas menyatakan bahwa keserakahan manusia telah menjadi pemicu kerusakan lingkungan dan krisis iklim. “Kembali pada nilai-nilai agama dan keyakinan adalah langkah penting untuk mengatasi kondisi global yang mendesak ini,” ujarnya pada dialog acara yang berlangsung di Jakarta.
Pendekatan yang diusung oleh Eco Bhinneka Muhammadiyah, menurut Hening, adalah melalui kolaborasi lintas agama dengan mengusung nilai-nilai kepercayaan dalam upaya membangun perdamaian. “Ekologi dan perdamaian tak dapat dipisahkan; keduanya saling melengkapi dalam menciptakan keseimbangan bagi kemanusiaan,” lanjutnya.
Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, juga menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus mempromosikan kehidupan yang damai dan berdampingan antarumat beragama. “Eco Bhinneka merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah yang berbasis pada komunitas dan budaya lokal sebagai modal bersama,” paparnya.
Baca juga, Ketua PWM Jateng Himbau Semua Pihak untuk Bersikap Dewasa dan Berjiwa Ksatria dalam Menanggapi Hasil Pemilu
Selain itu, dukungan dari berbagai tokoh seperti Lambert Grijns, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, serta Kate Fletcher dari tim Politik DFAT Australia, menunjukkan bahwa isu lingkungan adalah perhatian bersama yang melintasi batas agama dan negara. “Kerjasama lintas iman adalah kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap lingkungan,” ungkap Kate.
Peserta acara, yang berasal dari berbagai agama dan kepercayaan, juga menyampaikan kesan positif dan harapan akan kolaborasi yang lebih erat di masa depan. Aldi Destian dari Agama Khonghucu menyoroti pentingnya kebhinnekaan dan kerjasama lintas agama. “Saya senang bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai agama, berbagi pemikiran, dan merasakan kebersamaan yang sejati,” ujarnya.
Terkait peran umat lintas agama dalam merawat lingkungan, para peserta sepakat bahwa kolaborasi dan penggunaan nilai-nilai lokal menjadi kunci utama. “Kita perlu merawat bumi kita bersama-sama dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal yang ada,” tegas Juliana Ojong dari Agama Buddha.
Selama acara berlangsung, para peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman melalui platform media sosial, dengan harapan menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam perjuangan menjaga lingkungan.
Acara yang dihadiri oleh 130 peserta dari berbagai latar belakang, dari diplomat hingga pegiat keagamaan, menandai sebuah langkah maju dalam upaya membangun kerukunan dan kesadaran lingkungan secara bersama-sama. Live streaming acara ini juga tersedia untuk disaksikan kembali di Youtube tvMu Channel, memperluas jangkauan pesan kolaborasi lintas agama untuk kebaikan bersama.