Beri Tausiyah Ahad Pagi Masjid At Tanwir Kalbar, Tafsir Jelaskan Adab Nabi
PWMJATENG.COM, Pontianak – Menutup safari dakwahnya di Bumi Katulistiwa, Kalimantan Barat, Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, memberi tausiyah di Masjid At Tanwir Muhammadiyah, Ahad (21/4).
Di dalam tausiyahnya, Tafsir, menjelaskan tata cara hidup Nabi Muhammad Saw. sejak bangun tidur.
“Nabi bangun tidur pada sepertiga malam. Saat bangun, Nabi membaca doa kemudian melihat sebentar ke langit dan membaca “Inna fii khalqis-samaawaati wal-ardi wakhtilaafil-laili wan-nahaari la’aayaatil li’ulil-albaab” Quran Surat Ali Imran ayat 190 dilanjutkan 9 ayat selanjutnya” ucap Tafsir.
Ibnu Abbas berkata, “Beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuknya yang ada di wajahnya dengan tangannya. Kemudian beliau membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran.” (HR. Bukhari).
Setelah itu, ia melanjutkan, Nabi Saw. tidak langsung berdiri, namun duduk terlebih dahulu.
Baca juga, Timteng Membara Pasca Iran Gempur Israel, Ini Tanggapan Muhammadiyah!
“Nabi kemudian duduk bukan karena mau membuka WA,” lanjutnya, diikuti riuh gelak tawa jamaah.
Ibnu Abbas R.a. berkata, “Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah Saw. bangun kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada diwajahnya dengan tangannya.” (HR. Ahmad).
Tafsir kemudian melanjutkan penjelasannya, setelah itu Nabi kemudian sikat gigi, dan mengambil air wudhu. Setelah itu Nabi Saw. kemudian mendirikan Qiyamul Lail.
“Nabi Saw. apabila bangun maka beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda:
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang di antara kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatannya ia mengatakan: “Malammu masih panjang, teruslah tidur”. Maka jika orang tersebut bangun, kemudian ia berdzikir kepada Allah, tebukalah satu ikatan. Kemudian jika ia berwujud terbukalah satu ikatan lagi. Kemudian jika ia sholat maka terbukalah seluruh ikatan. Sehingga ia pun bangun dalam keadaan bersemangat dan baik jiwanya. Namun jika tidak melakukan demikian, maka ia biasanya akan bangun dalam keadaan buruk jiwanya dan malas.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Editor : M Taufiq Ulinuha