Mengintip Hilal
Oleh : Dr. Encep Saepudin, S.E., M.Si.*
PWMJATENG.COM – Bumi berbentuk bulat bola. Panjang kelilingnya 24.898 mil atau 40.070 kilometer. Bumi mengelilingi matahari selama 365 hari. Kecepatannya sekitar 67.000 mph atau sekitar 107,8 km per jam. Bumi berputar dalam porosnya selama setiap 23 jam, 56 menit, dan 4 detik. Kecepatan putarannya sekitar 1.670 km per jam. Ajaibnya kagak bikin pusing, ya!
Perputaran pada porosnya ini menyebabkan siang dan malam. Belahan bumi terpapar sinar matahari sehingga terang disebut siang. Belahan lainnya gelap sehingga bisa melihat bulan disebut malam.
Bulan pernah dijadikan ikon kecantikan perempuan. Biasanya terlontar dari pria dan perempuan yang kasmaran. Setelah ilmu pengetahuan menggambarkan asli wajah bulan, sudah kagak mau lagi disamakan bulan. Bopeng!
Bulan adalah satelit bumi. Bulan mengelilingi bumi. Lamanya mengelilingi bumi 27,55455 hari atau 27 hari 13 jam 18 menit 33 detik. Revolusi bulan menciptakan empat fase bulan. Fase utamanya adalah fase bulan baru, fase setengah purnama awal (perempat pertama), fase purnama, dan fase setengah purnama akhir (perempat akhir).
Pertama kali bulan sabit muda bisa dilihat disebut hilal. Kejadiannya setelah fase bulan baru. Dalam kalender Hijriah, hilal menjadi tanda akhir sekaligus awal bulan baru. Nama bulan di kalender Hijriah adalah Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah, dan Dzulhijjah
Baca juga, Jadwal Imsakiyah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah Ramadan 2024
Pergantian bulan dari Syaban menuju Ramadhan dan bulan Ramadhan menuju Syawal selalu heboh. Sedangkan pergantian antar bulan lainnya anteng-anteng saja
Sebab pergantian ini melahirkan dua kelompok, yaitu rukyat dan hisab. Metode rukyat menentukan awal bulan baru harus melihat hilal secara pasti. Metode hisab menentukan awal bulan baru dengan cara perhitungan matematis dan astronomis.
Bulan adalah satelit alam. Terdapat pula satelit buatan manusia. Diluncurkan dengan roket. United Nations Office for Outer Space Affairs; UNOOSA(UNOOSA) melaporkan terdapat 11.330 satelit buatan yang mengorbit Bumi pada akhir Juni 2023. Jumlah satelit milik Indonesia sebanyak 17 unit. Satelit buatan kagak perlu diintip. Sebaliknya satelit alam harus selalu diintip. Caranya dengan melihat langsung atau cukup memakai ilmu berhitung.
Sampai kapan pun, kubu rukyat dan hisab kagak bakal ketemu. So, saling menghormati adalah solusinya. Atau, ada kesepakatan kedua kubu untuk memilih salah satunya. Agar sajian ketupat dan rendang bisa dimakan bersamaan. Wallahualam.
*Dosen Hukum Ekonomi Syariah FAI UM Purwokerto.
Editor : M Taufiq Ulinuha