Tak Kalah dari Perhelatan Muktamar, Musyran Juga Pakai E-Voting
PWMJATENG.COM, Sragen – Setelah sebelumnya digunakan pada perhelatan Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, kini giliran Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Trensains Muhammadiyah Sragen akan menjajal sistem pemilihan ini dalam pemilihan formatur.
Proses Pemilihan formatur PR IPM SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dalam gelaran Musyarawah Ranting (Musyran) IPM yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 Januari 2023. Dalam kegiatan ini akan dipilih ketua dan pengurus baru IPM yang baru, dipilih dari 20 calon fomatur yang terdiri 10 calon formatur putra dan 10 formatur putri.
E-Voting ini telah dipakai Muhammadiyah sejak tahun 2010 Musywil ke 14 di Jember, kemudian Musywil ke 15 di Sidoarjo. Sistem ini juga dipakai pada Muktamar Muhammadiyah di Solo beberapa waktu lalu. SMA Trensains Muhammadiyah Sragen mengembangkan e-voting dalam pemilihan pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
“Pemilihan ketua IPM merupakan bagian dari pendidikan demokrasi yang dalam hal kurikulum di implementasikan dalam proyek profil pelajar pancasila dengan tema suara demokrasi. Tahun ini untuk pemilihan IPM dibuat inovasi baru yakni dengan menggunakan e-voting berbasis kartu pelajar, sebelumnya kartu pelajar juga digunakan untuk pembayaran (cashless) dan peminjaman buku perpustakaan. Ini meningkatkan “kesaktian” kartu yang telah berbasis tekhnologi. Penggunaan e_voting ini terinsppirasi dari kesuksesan Muktamar Muhammadiyah 48 di Surakarta, sehingga kita terpancing dan tertantang untuk menggunakan e-voting dalam pemilihan ketua IPM, kebetulan di Sragen kita sebagai pionernya.” ungkap Ustaz Sunardi, S.Si., Kepala SMA Trensains.
Baca juga, Separuh Jumlah Peserta Muktamar Akan Ikuti Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jateng Maret Esok
Sebagai tamu undangan di acara ini adalah pengawas sekolah dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan VI Tri Hartanto, S.Pd., M.Pd. dan ketua KPU Kabupaten Sragen Minarso, S.Pd., M.Pd.
Dalam sambutannya, pengawas sekolah Tri Hartanto mengutarakan bahwa Musyran ini merupakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, yaitu berupa suara demokrasi melalui kegotongroyongan dan kemandirian siswa dalam Musyran IPM.
Sedangkan, ketua KPU, bapak Minarso menanggapi bahwa dalam e-voting Musyran IPM ini suara demokrasi sudah tidak dicoblos pakai paku. Beliau juga menambahkan bahwa suara demokrasi ini menjadi sebuah model untuk proses pemilu, di mana tiap kelas bisa diibaratkan sebagai kabupaten, jenjang rombel dianggap sebagai provinsi, dan seluruh rombel dianggap sebagai suatu negara. Proses ini menjadi pembelajaran berharga bagi santri dalam menerapkan demokrasi.
Musyran IPM ini diikuti 20 calon formatur. Hasil dari e-voting ini akan dikerucutkan menjadi 7 Formatur dengan suara terbanyak yang kemudian 3 teratas akan beradu gagasan dan ide untuk IPM periode selanjutnya.