Jarang Terekspos, Begini Aktifitas Mahasiswa Koas Fakultas Kedokteran Unimus
PWMJATENG.COM, Semarang – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (FK Unimus) sama dengan Fakultas Kedokteran pada umumnya, yaitu memiliki kegiatan Pendidikan Profesi Dokter atau Koas untuk mahasiswanya yang sudah lulus secara akademik untuk melanjutkan praktik di tengah masyarakat.
Selama pandemi covid-19, mahasiswa FK Unimus melaksanakan praktik secara online dan offline. Praktik online meliputi analisis dan wawancara dengan pasien. Sedangkan untuk offline menggunakan manekin di laboratorium dengan kapasitas tidak ful. Karena prokes dijaga dengan ketat.
Setiap yang masuk laboratorium juga wajib menggunakan APD lengkap, agar tidak ada yang tertular oleh covid-19. Selain itu, sebelum praktek juga harus screening dan tes antigen, sedangkan setelah praktik wajib membersihkan badan dengan mandi. Mahasiswa koas Unimus disebar ke Rumah Sakit (RS) bahkan juga ke Puskesmas.
“Saat ini kami memiliki RS pendidikan Utama yaitu RSUD Tugurejo yang berada di perbatasan Semarang Kendal. Selain itu kami juga memiliki RS jejaring afiliasi di antaranya adalah RS Roemani Semarang, RS Aisyiyah Kudus, RS Delanggu Klaten, dan RS Jiwa Derah Gondohutomo Semarang. Tidak hanya di RS, mahasiswa koas juga disebar ke Puskesmas,” pungkas Dr Wahyu Budi Martono Msi, Med, Sp.THT-KL sebagai Dekan FK Unimus.
Kegiatan Koas dilapangan meliputi skill kedokteran yang sudah didapat selama akademik dipraktikan di lapangan. Misalnya kasus penyakit dalam, penyakit pada anak, kasus telinga hidung tenggorokan (THT) dan penyakit lain sesuai kapasitas mahasiswa.
Baca juga, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Edukasi Nol Sampah Sejak Dini
“Saat masih sarjana kedokteran, mahasiswa praktiknya menggunakan manekin. Namun saat Koas mahasiswa praktik langsung dengan orang yang tentunya dibawah pengawasan dosen pembimbing. Saat masa belajar, mahasiswa bener-benar harus memaksimalkannya agar menjadi ahli. Jika belum menjadi ahli, mahasiswa tidak boleh praktik dengan orang baik di RS maupun Puskesmas,” tegas Dr. Wahyu.
Kegiatan Koas tidak hanya terkait dengan praktik mahasiswa ke pasien, namun juga ada kegiatan seperti desa binaan, penyuluhan kesehatan, khitan masal, pengobatan masal dan lainnya. Sehingga peran mahasiswa koas ditengah masyarakat dapat dirasakan.
Selain peran mahasiswa ditengah masyarakat, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unimus juga memiliki prestasi yang membanggakan untuk kampus Unimus. Hal tersebut bisa dinilai dari hasil Uji Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD) yang juga menjadi syarat menjadi dokter. Di dalamnya terdapat ujian CBT berupa ujian kognitif dilaksanakan secara online oleh seluruh calon dokter se-Indonesia. Lulusan mahasiswa FK Unimus dari ujian tersebut selalu di atas 80%, sedangkan yang tidak lulus selalu dibawah 10 mahasiswa.
Kedua ada ujian OSCE atau Objective Structured Clinical Examination yang merupakan ujian berupa keterampilan yang harus bisa dipraktikan oleh mahasiswa kedokteran kepada pasien manekin maupun pasien simulasi untuk menuntaskan berbagai soal dalam ujian tersebut. Lulusan OSCE dari FK Unimus selalu 100%, bahkan masuk 10 besar nasional.
“Harapannya dengan prestasi tersebut mahasiswa siap terjun ke lapangan,” ucap Dr.Wahyu. (Iman)