Seminar Kebangsaan, BPIP : Muhammadiyah Itu Melahirkan Kader-Kader Intelektual Bangsa
PWMJATENG.COM, BOYOLALI – Seminar Kebangsaan merupakan salah satu rangkaian kegiatan Musyawarah Wilayah (Musywil) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah yang diselenggarakan pada Jum’at (24/9/21). Seminar ini menghadirkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Jawa Tengah sebagai narasumber.
Seminar ini dihadiri oleh Anggota DPR RI Dapil Jawa Tengah, Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Direktur Pencegahan BNPT Tahun 2017-2020, Direktur Pengendalian BPIP, Kasubdit Pengendalian 1 BPIP, dan kader IPM sebagai generasi milenial
Dr. Rima Agristina selaku Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan segala keberagaman yang sangat luar biasa. Sehingga itu menjadi potensi tersendiri untuk bangsa Indonesia agar terus maju dan dapat mensejahterakan rakyat Indonesia. Disinilah Pancasila hadir menjadi landasan dan cerminan kepribadian kita dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Kedudukan Pancasila juga sebagai falsafah bangsa. Sehingga bagaimana cara pancasila bisa beradaptasi atas kemajuan teknologi dengan kearifan lokal. Indonesia perlu kita rawat bersama. Maka dari itu, melewati generasi-generasi milenial ini, diharapkan untuk tetap dapat bergotong royong menjaga Pancasila.
“IPM menjadi pewaris Indonesia masa depan dan akan menjadi pemimpin Indonesia masa depan bersama pemuda-pemuda lainnya. Tetaplah bergotong royong menjaga Pancasila agar hidup dan nyata merawat Bhinneka Tunggal Ika.” lanjutnya
Dr. Lian Kian, sebagai salah satu narasumber juga menyampaikan, Konsep berbangsa dan bernegara ada 4 pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam penerapan 4 pilar tersebut, IPM berperan didalamnya dan ia merupakan aset bangsa dan aset persyarikatan. Aset ini harus dikembangkan bersama. Sebagai kader persyarikatan nilai-nilai penerapan tentunya menjadi karakter tersendiri.
“Jangan menjadi generasi rebahan. Muhammadiyah itu bukan melahirkan kader-kader yang lemah. Muhammadiyah itu melahirkan kader-kader intelektual bangsa.” ujarnya.
Mahda / Media IPM Jateng