Khutbah

Khutbah Idul Adha : Refleksi Pesan dan Spirit Idul Adha dalam Menghadapi Covid-19

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Pagi ini, umat Islam di penjuru dunia mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil lebih dari hari-hari biasanya. Hari ini, umat Islam di penjuru dunia merayakan salah satu hari besar dalam Islam yakni Idul ‘Adha. Sebagian ada yang melaksanakan Salat Ied di tanah lapang dengan pembatasan jumlah jama’ah; ada yang melaksanakan Salat Ied di rumah; bahkan mungkin ada yang hanya bisa menonton khutbah Idul Adha dari atas ranjang bangsal di rumah sakit.

***

Jama’ah Salat Idul Adha rahiimani wa rahiimakumullah.

Idul Adha adalah hari raya penyembelihan hewan qurban. Kata kurban (qurban) artinya dekat atau mendekatkan, yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan beribadah salat sunnah dua rakaat dan menyembelih hewan kurban sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad mengikuti jejak Nabi Ibrahim. Allah Swt berfirman,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”” (Q.S As Saffat: 102)

***

Jama’ah Salat Idul Adha rahiimani wa rahiimakumullah.

Pada pelaksanaan Idul Adha kali ini, seyogyanya kita melakukan refleksi terhadap pesan-pesan yang ada pada syariat ibadah kurban itu sendiri, khususnya ketika sekarang kita sedang berusaha keluar dari masa-masa pandemi yang serba sulit.

Nabi Ibrahim As., Nabi Ismail As., dan Siti Hajar telah memberikan contoh bagaimana perjuangan dan pengorbanan mereka dalam menunaikan perintah Allah Swt. Uswah Hasanah yang telah Nabi Ibrahim As., Nabi Ismail As., dan Siti Hajar berikan kepada kita, seyogyanya kita amalkan, terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19.

***

Pertama, taat kepada Allah Swt. Nabi Ibrahim As., Nabi Ismail As., dan Siti Hajar memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa taat kepada Allah Swt. Ketika turun perintah untuk menyembelih Ismail, yang Nabi Ibrahim dan Siti Hajar serta Ismail lakukan hanya tunduk dan patuh terhadap perintahNya.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ  ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ  ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S An Nisa’: 59)

Kedua, bersabar.

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, juga tidak patah semangat dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar.” (Q.S Ali ‘Imran: 146).

Ketiga, ikhlas.

وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Artinya: “dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yunus: 105)

Keempat, berikhtiar.

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S Ar Ra’d: 11)

Dan yang tidak kalah penting dari pesan ibadah kurban adalah spirit untuk menolong sesama. Hal ini ditandai dengan membagikan daging hewan kurban kepada kerabat, tetangga, fakir miskin, dsb.

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ

***

Jama’ah Salat Idul Adha rahiimani wa rahiimakumullah.

Pandemi Covid-19 mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, mulai dari kesehatan; pendidikan; perekonomian; sosial kemasyarakatan; dsb. Sebagai seorang muslim, hendaknya kita menghadapi pandemi ini dengan risalah yang sudah dicontohkan oleh para pendahulu. Empat pilar yang ada dalam syariat ibadah kurban, taat kepada Allah Swt.; bersabar; ikhlas; berikhtiar; dan senantiasa menolong sesama sudah seharusnya kita laksanakan dalam setiap nafas hidup, wabil khusus ketika sekarang kita menghadapi pandemi.

Menurut statistik data, hari ini kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 2.780.800, sedangkan di Jawa Tengah sudah mencapai 311.409 kasus. Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan, mari bersama-sama melaksanakan pesan-pesan dari pelaksanaan ibadah kurban serta senantiasa menaati protokol kesehatan.

***

Jama’ah Salat Idul Adha rahiimani wa rahiimakumullah.

Di akhir khutbah ini marilah kita bermunajat kepada Allah agar pasca ‘Idul Adha kita kaum muslimin makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu selaku kaum beriman harus berani menjauhi yang buruk dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah. Hidup di dunia ini sejatinya fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi.

Jalani kehidupan dengan ikhlas dan ihsan yang semakin kokoh yang melahirkan habluminallah dan habluminannas yang semakin baik. Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan taqwa untuk menggapai kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun na’im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Muhammad Taufiq Ulinuha

Pemimpin Redaksi PWMJateng.com, Redaktur Rahma.ID.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE