PWMJATENG.COM – Cara mendapatkan kebenaran ilmu ditengah pandemi Covid-19, Sejatinya, satu-satunya cara mendapatkan kebenaran ilmu adalah dengan banyak membaca alias melek literasi. Pertanyaannya adalah sudahkah kita menggunakan akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, penemuan coba-coba, pendapat otoritas ilmiah atau kritis?
Kita simak Firman Allah Swt., Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap,” (QS al-Isrâ’ [17]: 81)
Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, “Kebenaran, tidak terorganisasi dengan baik, akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi rapi”.
Pernyataan sangat menarik. Karenanya, wajib mendapat perhatian dari kaum muslimin, sebagai kelompok umat yang mendapat amanah Allah untuk senantiasa menebarkan dan mempertahankan kebaikan, kedamaian, dan kebenaran di muka bumi ini dalam kehidupan umat manusia secara keseluruhan.
Rasa ingin tahu, Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diberi anugerah akal. Dengan akalnya manusia mempunyai hasrat ingin tahun dan mengagumi alam semesta. Penelitian dilandasi oleh rasa ingin tahu manusia mengenai alam sekitar yang melingkupinya. Ketidak tahuan menimbulkan pertanyaan dan masalah yang mendorong manusia mencari jawaban dan pemecahan.
Memenuhi rasa ingin tahu, Usaha manusia mencari jawaban atas masalahnya dilakukan berbagai pendekatan. Awalnya jawaban dibuat dengan melakukan spekulasi-spekulasi tanpa pembuktian menggunakan data yang dikumpulkan. Sejalan dengan meningkatnya taraf berfikir manusia, usaha mencari jawaban atas maslah yang dilakukan manusia dengan disertai pembuktian. Cara ini kemudian dikenal sebagai metode ilmiah atau penelitian.
Apakah pengetahuan,
Pengetahuan adalah hasil dari tahu. Awalnya manusia tidak mengetahui apapun mengenali alam semesta pada saat lahir. Selama menjalani hidup di dunia masnuai terus mencari pengetahuan mengenai alam sekitarnya. Setiap kali memperoleh pengetahuan baru, maka wilayah gelap ketidaktahuan telah berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan mempunyai dua tingkatan yaitu pengetahuan biasa dan ilmu.
Pengetahuan biasa dan ilmu,
Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang digunakan orang dalam hidupnya sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
Misalnya tahu bahwa air akan mendidih kalau dpanaskan. Ilmu adalah minat pada pengetahuan yang bukan hanya gunanya tapi juga berusaha memuaskan keinginannya lebih mendalam.
Misalnya : tidak puas dengan mengetahui bahwa air yang dipanaskan akan mendidih maka manusia mempelajari sifat air, unsur air, syarat mendidih, dan sebagainya. Pengetahuan biasa manusia meningkat menjadi ilmu ketika manusia tidak puas dengan hanya sekedar tahu, tapi memuaskan rasa ingin tahunya dengan menelusuri secara mendalam.
Perbedaan Pengetahun dan ilmu,
Pengetahuan: semua yang diketahui manusia. Sedangkan Ilmu : pengetahuan meningkat menjadi ilmu setelah memenuhi persyaratan tertentu.
Pengetahuan menjadi limu:
Ilmu harus sesuai dengan objeknya, ilmu harus bermetode, ilmu harus universal, ilmu harus bersistem
Ilmu alam,
Ilmu alam adalah ilmu yang berobjek fakta alam, misalnya ilmu falak, fisika dan biologi. Ilmu pasti termasuk dalam kelompok ilmu alam, sebab ilmu pasti memounyai objek berupa benda-benda. Namun benda-benda itu dilucuti sifat kebendaanya kecuali jumlah, ruang, sudut, atau bidang. Keseluruhan hasil diukur secara eksak sehingga disebut ilmu eksakta.
Mengapa ilmu sosial,
Manusia adalah makhluk sosial yang secara naluriah mempunyai dorongan untuk bergaul dan bekerja sama dengan sesama. Pilihan menjadi anggota masyarakat menjadikan masnuai sebagai bagian darim organisasi sosial.
Manusia dibekali kemampuan ini karena misinya untuk terus menyempurnakan dirinya menjadi makhluk yang berbudaya dan membudayakan alam sekitarnya. Manusia mampu bertindak di luar ikatannya dengan alam sehingga kegiatannya diarahkan pada tujuan tertentu yang nilainya telah diakui menurut akalnya.
Campur tangan akal telah mengubah alam (nature) menjadi kebudayaan (culture). Kebutuhan akan keinginan mempelajari perilaku manusia telah menimbulkan keinginan untuk mengkaji ilmu sosial.
Kesukaran ilmu sosial,
Perkembangan ilmu sosial tidak dapat mencapai derajat yang bisa dicapai oleh ilmu alam. Hal itu disebabkan oleh objek penelaahan gejala sosial yang kompleks, kesukaran dalam pengamatan tidak berulang dan adanya motif dalam objek yang diteliti. Kesukaran-kesukaran dalam ilmu sosial menyebabkan minimumnya konsensus (interagreement) yang dapat dicapai di antara para ilmuan sosial, baik dalam konsep maupun metode keilmuan.
Perbedaan dalam metode keilmuan berhubungan dengan perbedaan pemahaman mengenai kebenaran ilmu pengetahuan. Perbedaan ini melahirkan dua mainstream metode penelitian dalam ilmu sosial : kuantitatif dan kualitatif.
Dwi Jatmiko
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta
Mahasiswa Semester 1 Pascasarjana IAIN Surakarta