Siswa MIM Wonosari Bantu Korban Gempa NTB
PWMJATENG.COM – Semarang, Riuh suara anak-anak merespon dongeng yang di bawakan kak Blangkon. Ada yang tertawa ada yang berteriak ada yang menjulurkan tangan, bahkan ada yang berusaha memeluk kaki kak Blangkon. Itulah ekspresi kegembiraan siswa-siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Wonosari yang pagi hari itu (Jumat, 10/8/18) kedatangan tim Lazismu Kota Semarang bersama seorang pendongeng, kak Blangkon Ardi Anazra.
Kedatangan tim Lazismu dalam rangka membangun kebersamaan dalam membantu saudara-saudara di Lombok NTB, yang sedang mengalami musibah gempa beberapa hari yang lalu. Karena itulah tim Lazismu menggandeng seorang seniman pendongeng yang juga guru menggambar di beberapa sekolah TK di Kota Semarang.
Kepala sekolah MIM Wonosari, Moh. Pujianto menyatakan terimakasih kepada tim Lazismu yang telah memberikan pembelajaran kepada siswa-siswa dengan cara yang menyenangkan dan menghibur melalui dongeng. Dirinya juga tidak menyangka bisa mengumpulkan dana hingga mendekati angka tiga juta, dari siswa yang berjumlah 128 orang. Satu hal yang lebih penting menurutnya bahwa pembelajaran karakter kedermawanan yang dilakukan melalui kaleng infaq Lazismu yang telah diberikan kepada masing-masing siswa sejak bulan Ramadhan tahun lalu, telah memberikan hasil yang positif. Terbukti dari hasil perolehan infaq kali ini yang jauh diatas ekspektasi, katanya. Selain itu mampu memberikan santunan untuk siswa yang terkena musibah, membantu siswa yang kurang mampu dan setiap seminggu sekali siswa mendapatkan jatah makanan tambahan bergizi. Itu semua hasil dari pemanfaatan dana infaq siswa dalam program kaleng infaq, tutur Pujianto.
Semetara itu tokoh masyarakat sekaligus guru agama di MIM, H. Moh Najib, mengisahkan tentang perjuangan masa lalu ranting Muhammadiyah Wonosari, dimana ranting memegang peranan vital dalam membangun masyarakat di bidang sosial dan keagamaan. Terbukti dengan keberhasilannya mendirikan sebuah masjid yang diberi nama masjid Muhajirin, sebuah sekolah MIM serta kantor PRM. Semua bangunan tersebut berada dalam satu komplek pemukiman dengan sertifikat milik Muhammadiyah, serta berkedudukan stategis dan sangat dekat dari jalan pantura. Dahulu semua kegiatan dakwah terkoordinir melalui PRM, namun beberapa tahun belakangan terjadi kelesuan, sehingga dakwah di tingkat PRM kurang aktif. Najib memberikan masukan agar pimpinan daerah serta cabang menerjunkan da’I lebih sering lagi ke PRM Wonosari. Najib juga berpesan bahwa salah satu kunci keberhasilan dakwah adalah ketersediaan dana yang berasal dari zakat, infaq dan shadaqah. Untuk itu perlu digalakkan penggalangan dana ZIS tersebut melalui Lazismu, tutup Najib. (Cak San)