LPMB Ajak Mahasiswa Internasional Eksplorasi Gamelan dan Angklung Bersama PGSD UMS
PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Alunan gamelan berpadu dengan lantunan angklung terdengar semarak di Laboratorium Kesenian Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (6/11).
Kegiatan ini merupakan bagian dari kunjungan Lembaga Pengembangan Mata Kuliah dan Layanan Bahasa (LPMB) yang menghadirkan mahasiswa internasional dari Afrika, Thailand, Kepulauan Fiji, hingga Bangladesh.
Agenda ini bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa internasional dalam mengenal dan memainkan musik tradisional Indonesia. Mereka diajak berlatih gamelan dan angklung sebagai wujud pelestarian budaya serta pengenalan seni lokal kepada dunia internasional.
Kegiatan berlangsung hangat dan penuh semangat di bawah bimbingan Aldy Tri Ramadhan bersama Tim Asisten Laboratorium PGSD. Para peserta mempelajari teknik dasar memainkan alat musik, mengenali nada, mengikuti tempo, hingga menampilkan permainan sederhana secara bersama-sama.
Dosen pendamping Sri Rejeki, M.Pd., menegaskan bahwa LPMB UMS tidak hanya berfokus pada pembelajaran bahasa, tetapi juga pada pengenalan budaya Indonesia.
“Mahasiswa internasional tidak hanya belajar bahasa Indonesia, tetapi juga dikenalkan dengan kebudayaan Indonesia. Melalui seni seperti gamelan dan angklung, pembelajaran menjadi lebih bermakna,” ujarnya, Senin (10/11).
Salah satu mahasiswa internasional, Osman dari Afrika Barat, menyampaikan rasa antusiasnya.
“Bagus dan saya sangat senang. Nanti saya akan memainkannya lagi,” ungkapnya dengan gembira.
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen UMS dalam menghadirkan pembelajaran interaktif dan lintas budaya. Melalui kolaborasi antara LPMB dan PGSD, mahasiswa internasional dapat mengenal kekayaan seni Indonesia sembari memperkuat jejaring akademik global.
Ke depan, PGSD dan LPMB UMS berencana memperluas program serupa agar lebih banyak mahasiswa internasional merasakan pengalaman belajar kebudayaan Indonesia secara langsung.
“Melalui kegiatan ini, nilai budaya lokal dapat tersampaikan secara luas dalam konteks global,” tutup Sri Rejeki.
Kontributor: (Adi/Humas)
Editor: Al-Afasy
