PWMJATENG.COM, Brunei Darussalam – Prestasi membanggakan kembali diraih akademisi Indonesia. Dosen Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), Siti Khuzaiyah, sukses menyabet penghargaan bergengsi sebagai The 2nd Winner dalam ajang Brunei International Non-Communicable Disease (NCD) Conference and Exhibition 2025 yang digelar di International Convention Centre (ICC) Brunei Darussalam pada 8–12 Oktober 2025.
Dalam forum internasional tersebut, Khuzaiyah memperkenalkan proyek pendampingan Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah (PASHMINA), hasil kolaborasi bersama tim dosen Fakultas Kesehatan UMPP—yakni Nur Chabibah, Ainun Mutoharoh, Winda W., dan Sandi Ari S.—yang telah dilaksanakan pada 2018 hingga 2020. Program ini menitikberatkan pada pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat, prinsip sukarela, keberlanjutan, serta kerja sama lintas sektor untuk mencegah penyakit tidak menular pada remaja.
Dengan desain poster yang sistematis dan visual menarik, PASHMINA berhasil mencuri perhatian juri dan peserta konferensi. “Saya bahagia bisa mengenalkan program PASHMINA dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia dalam event ini. Sebenarnya, Indonesia memiliki banyak program kesehatan yang layak kita tampilkan di ajang internasional,” ujar Khuzaiyah. Ia menambahkan, forum seperti ini menjadi ruang untuk memperkenalkan inovasi kesehatan dari Indonesia sekaligus memberikan inspirasi bagi komunitas global.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam bekerja sama dengan Jerudong Park Medical Centre dan Gleneagles JPMC. Pameran bertaraf internasional tersebut menampilkan berbagai inovasi terkait pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi penyakit tidak menular, seperti jantung, diabetes, obesitas, dan kanker.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Pameran yang berlangsung lima hari itu diikuti oleh lembaga pemerintah, sektor swasta, dan organisasi nonpemerintah dari berbagai negara ASEAN, termasuk Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. Masyarakat Brunei pun tampak antusias menghadiri kegiatan tersebut. Beragam permainan edukatif dan stan interaktif menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan.
Sementara itu, konferensi ilmiah yang berlangsung pada 10–12 Oktober menghadirkan pakar-pakar kesehatan dari Brunei, Singapura, Malaysia, serta perwakilan dari WHO. Para pembicara terdiri atas klinisi, akademisi, peneliti, hingga pemangku kebijakan di bidang kesehatan. Selain sesi keynote speech, terdapat pula presentasi lisan dan poster ilmiah yang dipamerkan sepanjang kegiatan.
Dari 86 abstrak yang diajukan, panitia menerima 78 poster terbaik untuk dipamerkan. Poster-poster tersebut berasal dari berbagai bidang kesehatan, seperti kedokteran, keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, biomedis, fisioterapi, dan farmasi. Dari jumlah itu, dewan juri memilih 10 finalis terbaik untuk kembali mempresentasikan karya mereka di hadapan para profesor dan dokter ahli penyakit tidak menular.
Usai proses penjurian yang ketat, tiga pemenang diumumkan. Posisi pertama diraih perwakilan dari Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam, posisi kedua oleh Siti Khuzaiyah dari UMPP, dan posisi ketiga oleh dokter dari Berakas Primary Health Centre Brunei.
Keberhasilan ini menjadi bukti kontribusi nyata dosen Indonesia di tingkat internasional. Melalui PASHMINA, Khuzaiyah tidak hanya membawa nama UMPP dan Muhammadiyah, tetapi juga memperlihatkan bahwa model pemberdayaan masyarakat di Indonesia mampu menjadi rujukan global dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular.
“Melalui forum seperti ini, saya berharap sisi positif Indonesia semakin dikenal dunia,” tutur Khuzaiyah menutup perbincangan dengan nada penuh syukur.
Kontributor : Nanang
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
