PWMJATENG.COM, Brebes – Universitas Muhammadiyah Brebes (UMBS) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan masyarakat. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), UMBS menggelar kegiatan bertajuk “Edukasi Aplikasi Web Deteksi Dini Malnutrisi pada Balita dan Gizi Cerdas, Generasi Emas” di Posyandu Desa Pangebatan, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Sabtu (27/9/2025).
Acara ini menyasar para ibu balita yang hadir di posyandu rutin. Tim pengabdi terdiri atas dosen UMBS, yakni Riswanti Septiani, Jihan Nafisah Fauziyyah, Misna Zakiyus, dan Hidayatur Rakhmawati. Mereka juga melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Program Studi Ilmu Kesehatan dan Sistem Informasi. Salah satu mahasiswa, Moh Bayu Firdaus, turut mendampingi peserta saat praktik penggunaan aplikasi web malnutrisi.
Kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dengan sambutan dari dosen UMBS. Dalam sambutan itu ditegaskan bahwa pencegahan malnutrisi harus dilakukan sejak dini. Para dosen kemudian memaparkan materi mengenai asupan gizi seimbang untuk bayi dan balita.
Selain itu, peserta juga mendapat pelatihan langsung tentang cara mengakses, menggunakan, hingga membaca informasi gizi dari aplikasi web malnutrisi. Tujuannya, agar para ibu dapat melakukan deteksi mandiri terhadap gejala malnutrisi pada anak.
Suasana semakin hidup ketika sesi tanya jawab dibuka. Para ibu dengan antusias mengajukan pertanyaan terkait pola makan anak serta berbagi pengalaman sehari-hari. Tim pengabdi memberikan solusi praktis yang mudah diterapkan. Teknologi yang diperkenalkan diharapkan benar-benar menjadi alat bantu sehari-hari dalam memantau gizi balita.
Dalam wawancara, Riswanti Septiani menekankan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang. “Ibu-ibu harus memahami bahwa pemenuhan gizi sejak dini adalah investasi masa depan,” ujarnya.
Baca juga, Berita Resmi: Tanfidz Musywil II-III Majelis Tarjih PWM Jawa Tengah
Senada dengan itu, Jihan Nafisah menyebutkan bahwa Posyandu merupakan titik strategis dalam edukasi kesehatan balita. “Posyandu tidak hanya tempat timbang badan, tetapi juga pusat informasi bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Hidayatur Rakhmawati menilai aplikasi web malnutrisi sebagai bukti sinergi antara kesehatan dan teknologi. Ia berharap kehadiran aplikasi ini dapat mempermudah masyarakat dalam mendeteksi potensi malnutrisi. Misna Zakiyus menambahkan bahwa kader Posyandu kini memiliki bekal lebih untuk memberikan layanan gizi yang lebih baik. “Dengan keterampilan yang diperoleh, kader bisa melayani masyarakat secara lebih profesional,” ujarnya menegaskan.
Melalui PkM ini, UMBS menekankan cita-cita besar untuk melahirkan Generasi Emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Peningkatan kesadaran gizi, keterampilan kader, partisipasi masyarakat, serta pemanfaatan teknologi dianggap sebagai kunci menekan angka stunting.
Lebih jauh, Posyandu didorong menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar di tingkat desa. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mengandalkan rumah sakit, tetapi juga mendapatkan layanan preventif yang berkualitas sejak di tingkat komunitas.
Sejumlah peserta mengaku sangat terbantu dengan aplikasi tersebut. Mereka merasa lebih mudah memantau kondisi balita setiap hari, mendeteksi gejala malnutrisi sejak awal, serta mengambil langkah pencegahan agar anak tumbuh optimal.
Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana perguruan tinggi berperan nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. UM Brebes berupaya mengintegrasikan ilmu kesehatan dengan teknologi informasi untuk menjawab persoalan gizi di lapangan.
Kontributor : Lukmanul Hakim
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
