PWMJATENG.COM, Pekalongan – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Banyu Berkah di Kelurahan Setono, Kota Pekalongan, kini resmi bertransformasi ke era digital. Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) menghadirkan terobosan melalui integrasi teknologi digital dan Internet of Things (IoT) untuk mendukung pengelolaan air bersih masyarakat.
Inovasi ini diluncurkan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang berlangsung sejak Juli hingga awal September 2025. Seluruh kegiatan difokuskan untuk mengubah sistem pembayaran dan pemantauan kualitas air yang sebelumnya masih manual menjadi digital dan real-time.
Achmad Vandian Nur, Ketua Tim PKM UMPP, menyampaikan bahwa penerapan sistem baru ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi pengelolaan Pamsimas.
“Kami ingin mendorong Pamsimas Banyu Berkah agar lebih modern. Dengan sistem digital ini, pelanggan bisa mengakses informasi tagihan sekaligus kualitas air langsung dari website,” katanya, Rabu (17/9).
Pada 20 Agustus 2025, tim UMPP menggelar pelatihan khusus di Posko Pamsimas Banyu Berkah, Jl. Kimangusarkoro, Kecamatan Pekalongan Timur. Pelatihan tersebut berfokus pada pengelolaan website pembayaran dan tagihan air. Website ini memungkinkan data pelanggan tersimpan terpusat sekaligus mempermudah akses tagihan secara real-time.
Nur Amilin, Ketua Pamsimas Banyu Berkah, mengaku merasakan manfaat langsung dari kegiatan tersebut.
“Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Sekarang lebih mudah bagi kami untuk memantau kualitas air dan mengelola pembayaran pelanggan,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, pada 1 September 2025, tim UMPP kembali melaksanakan sosialisasi penggunaan perangkat IoT berbasis Arduino. Alat tersebut mampu mendeteksi tingkat kekeruhan, total dissolved solids (TDS), dan suhu air dari sumur pompa. Data otomatis terintegrasi ke website, sehingga pengurus maupun pelanggan dapat memantau kondisi air kapan saja.
Pengembangan teknologi ini juga melibatkan praktisi sekaligus pakar IoT asal Pekalongan, Budi Utomo. Ia berperan dalam merancang sistem pemantauan kualitas air berbasis sensor.
Baca juga, Tiga Amal yang Tidak Terputus Apabila Seorang Muslim Telah Wafat
“Harapan kami, IoT tidak berhenti di prototipe. Teknologi ini harus menjadi solusi nyata yang bisa diterapkan langsung di tengah masyarakat,” tegas Budi.
Fenilinas Adi Artanto, dosen S1 Informatika UMPP sekaligus anggota tim PKM, turut memberikan pendampingan teknis. Ia menegaskan bahwa tujuan utama pelatihan adalah memastikan pengurus Pamsimas mampu mengoperasikan sistem secara mandiri.
“Kami fokus pada pengelolaan website sekaligus pemanfaatan perangkat IoT. Harapannya, pengurus tidak bergantung pada pihak luar ketika menjalankan sistem ini,” jelas Fenilinas.
Program digitalisasi Pamsimas ini merupakan bagian dari hibah pendanaan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Hibah diberikan berdasarkan Keputusan Direktur Nomor 0419/C3/DT.05.00/2025.
Tim PKM UMPP menyampaikan apresiasi atas dukungan tersebut. Menurut mereka, langkah ini dapat menjadi model pengelolaan Pamsimas berbasis teknologi yang bisa direplikasi di daerah lain.
Achmad Vandian kembali menegaskan bahwa inovasi ini bukan sekadar proyek teknologi, melainkan bentuk kepedulian kampus terhadap kebutuhan dasar warga.
“Kami berharap alat pengukur kualitas air ini dimanfaatkan maksimal demi kemaslahatan masyarakat. Ini bukan hanya inovasi, tetapi wujud nyata kepedulian UMPP,” tutupnya.
Kontributor : Imam
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
