PWMJATENG.COM, Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) resmi menjalin kerja sama dengan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Rektor Unimus, Masrukhi, bersama perwakilan Kemenpora yang diwakili Asisten Deputi Tenaga Keolahragaan.
Selain Unimus, empat perguruan tinggi di Jawa Tengah juga turut menandatangani kerja sama, yakni Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Universitas PGRI Semarang (Upgris), Universitas Ngudi Waluyo (UNW), serta Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP).
Acara berlangsung di Hotel Grand Candi, Semarang, pada 22–24 Agustus 2024. Momentum ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di bidang olahraga. Fokus kerja sama mencakup peningkatan kualitas pendidikan olahraga, pengembangan penelitian terapan, hingga penguatan peran kampus dalam pelayanan olahraga kepada masyarakat.
Rektor Unimus, Masrukhi, menyampaikan rasa bangganya karena kampus yang dipimpinnya dipercaya menjadi mitra Kemenpora. Ia menegaskan, kerja sama ini merupakan strategi penting untuk memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam pengembangan olahraga nasional.
“Kerja sama ini menjadi langkah strategis bagi Unimus untuk semakin memperkuat peran perguruan tinggi dalam pengembangan olahraga nasional. Kami tidak hanya berkomitmen mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga siap berkontribusi melalui penelitian terapan, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan tenaga keolahragaan yang profesional,” ujar Masrukhi.
Ia berharap sinergi antara perguruan tinggi dan Kemenpora mampu menciptakan ekosistem olahraga yang lebih berkualitas, terarah, dan berdaya saing, baik di tingkat Jawa Tengah maupun nasional.
Selain penandatanganan kerja sama, agenda tersebut juga menjadi bagian dari rangkaian Pelantikan Pengurus Persatuan Terapis Olahraga Indonesia (PTOI) Jawa Tengah. Hadirnya PTOI Jateng diharapkan dapat menjadi wadah profesionalisasi sekaligus standardisasi tenaga terapis olahraga. Dengan begitu, pelayanan kesehatan olahraga di Jawa Tengah bisa meningkat kualitasnya serta mampu bersaing secara nasional.
Baca juga, Menjadikan Pekerjaan sebagai Ladang Ibadah
Untuk memperkuat kapasitas tenaga keolahragaan, kegiatan ini turut dirangkai dengan Pelatihan Terapis Olahraga Nasional Level Beginner. Pelatihan yang digelar selama tiga hari tersebut menghadirkan instruktur dan praktisi olahraga berpengalaman dari tingkat nasional. Puluhan peserta dari berbagai daerah mengikuti pelatihan yang membahas dasar terapi olahraga, pencegahan cedera, serta praktik pemulihan fisik atlet.
Dengan materi yang padat, peserta diharapkan mampu menjadi tenaga terapis olahraga pemula yang kompeten dan siap mengabdi di lapangan. “Pelatihan ini menjadi pintu masuk bagi terbentuknya tenaga keolahragaan yang lebih profesional di Indonesia,” jelas salah satu panitia pelatihan.
Sementara itu, Asisten Deputi Tenaga Keolahragaan Kemenpora dalam sambutannya menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah nyata mendukung ekosistem olahraga nasional. Ia menyebut perguruan tinggi memiliki posisi strategis sebagai pusat lahirnya tenaga keolahragaan unggul.
“Perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai pusat lahirnya tenaga keolahragaan yang unggul. Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya membangun SDM olahraga yang kompeten, tetapi juga memperkuat jejaring kelembagaan yang menunjang prestasi olahraga Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, kerja sama lintas sektor ini menjadi pondasi untuk mencetak SDM olahraga yang berdaya saing global. Ia menambahkan, keberhasilan pengembangan olahraga tidak hanya ditentukan oleh prestasi atlet, tetapi juga oleh kualitas tenaga pendukung seperti terapis, pelatih, dan tenaga ilmiah di bidang olahraga.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
