Siapkan Pembimbing Manasik Haji yang Profesional, LPHU PWM Jateng Kembali Gelar Sertifikasi
PWMJATENG.COM, Semarang – Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah kembali menyelenggarakan Diklat Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama dengan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.
Pelatihan tersebut berlangsung pada 22 hingga 29 Agustus 2025 di Asrama Haji Transit Manyaran, Kota Semarang. Sebanyak 68 peserta mengikuti rangkaian agenda yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas pembimbing manasik haji di Jawa Tengah.
Dalam acara pembukaan, hadir Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Masrukhi. Ia didampingi Ketua LPHU PWM Jawa Tengah, Muhammad Saidun. Dekan FUD UIN Raden Mas Said Surakarta, Kholilurrohman, juga turut hadir dalam pembukaan.
Masrukhi dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting untuk mencetak pembimbing manasik haji yang profesional. “Pembimbing harus memiliki kemampuan yang mumpuni agar bisa memberi pelayanan terbaik kepada jamaah. Diklat ini menjadi jawaban atas tantangan tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, kualitas pembimbing sangat menentukan kenyamanan dan kelancaran jamaah haji. Oleh sebab itu, Muhammadiyah melalui LPHU berkomitmen menghadirkan program yang terukur, sistematis, dan sesuai standar.
Sementara itu, Muhammad Saidun menjelaskan, sertifikasi ini menjadi salah satu ikhtiar PWM Jawa Tengah dalam mendukung penyelenggaraan ibadah haji. “Tugas pembimbing bukan hanya mendampingi, tetapi juga menanamkan pemahaman ibadah haji secara menyeluruh. Peserta didik diharapkan bisa menjadi pembimbing yang kompeten dan profesional,” tuturnya.
Baca juga, Adopsi Anak dalam Islam: Menjaga Batas Syariat di Tengah Kasih Sayang
Ia menambahkan, melalui diklat ini peserta akan memperoleh bekal pengetahuan dan keterampilan praktis. Materi yang disampaikan mencakup tata cara manasik, pengelolaan rombongan, hingga strategi pelayanan jamaah. Semua disusun agar sesuai dengan regulasi Kementerian Agama sekaligus kebutuhan jamaah.
Dekan FUD UIN RMS Surakarta, Kholilurrohman, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi antara perguruan tinggi dan Muhammadiyah dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, kerja sama tersebut memperkuat peran akademisi dalam mendukung kualitas pembimbing manasik haji. “Kampus siap berkontribusi agar pembimbing memiliki dasar ilmu yang kuat sekaligus pengalaman praktis,” ujarnya.
Kegiatan ini tidak hanya menekankan aspek teori, tetapi juga praktik langsung. Para peserta mengikuti simulasi bimbingan manasik dengan berbagai skenario yang biasa dihadapi di lapangan. Dengan demikian, mereka diharapkan mampu memahami dinamika jamaah dan merespons sesuai kebutuhan.
Peserta juga mendapatkan pendampingan dari instruktur berpengalaman, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi haji. Pendekatan ini membuat proses pembelajaran lebih komprehensif. Selain itu, sistem evaluasi ketat diterapkan untuk memastikan peserta benar-benar layak memperoleh sertifikat.
Penyelenggara berharap, setelah mengikuti diklat ini, para pembimbing manasik mampu menjadi ujung tombak pelayanan haji yang berkualitas. Mereka tidak hanya dituntut memahami teknis ibadah, tetapi juga memiliki keterampilan komunikasi, empati, dan kepemimpinan.
Program ini sekaligus menegaskan komitmen Muhammadiyah Jawa Tengah dalam melahirkan kader pembimbing haji yang unggul. Dengan sertifikasi tersebut, peserta diharapkan semakin percaya diri dalam mendampingi jamaah menuju tanah suci.
“Ke depan, kegiatan ini akan terus ditingkatkan agar semakin banyak pembimbing manasik haji yang profesional dan siap mengabdi untuk umat,” kata Muhammad Saidun menutup sambutannya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
