Baitul Arqam PDM Surakarta: 147 Kader Ditempa Ideologi dan Militansi Muhammadiyah
PWMJATENG.COM, Surakarta – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surakarta menyelenggarakan Baitul Arqam di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Karanganyar pada Jumat–Sabtu, 22–23 Agustus 2025. Kegiatan tersebut diikuti 147 peserta yang terdiri atas anggota PDM dan unsur pembantu pimpinan (UPP) PDM Kota Surakarta.
Ketua Majelis Pembina Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PDM Surakarta, Suyanto, menjelaskan bahwa Baitul Arqam menghadirkan sejumlah pemateri penting. Salah satunya adalah Imron, trainer dari PWM Jawa Tengah. Ia menegaskan bahwa forum ini memiliki peran strategis untuk memperkuat ideologi dan militansi Muhammadiyah.
“Baitul Arqam ini menjadi wadah penting untuk membekali ideologi, wawasan, dan penguatan militansi ber-Muhammadiyah. Harapannya, setelah acara ini, peserta dapat menjadi kader yang militan dan berkomitmen kuat pada perjuangan persyarikatan,” kata Suyanto.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut juga menghadirkan tokoh-tokoh kunci Muhammadiyah. Di antaranya Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir; Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Zakiyuddin Baidhawy; Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Ibnu Hasan; Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais; serta Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan. Menurutnya, kehadiran tokoh-tokoh itu memperkuat motivasi kader untuk terus berjuang.
Ketua PDM Surakarta, Anwar Sholeh, menilai pelaksanaan Baitul Arqam menjadi momentum penting bagi penguatan gerakan Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa forum tersebut tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga meneguhkan semangat perjuangan organisasi.
“Di dalam acara ini ada materi-materi yang sangat bagus, terutama penguatan ideologi Muhammadiyah. Semoga dengan Baitul Arqam, Muhammadiyah semakin mantap, militan, dan bersungguh-sungguh dalam bermuhammadiyah,” ungkap Anwar.
Baca juga, Lompatan 20 Tahun: Road Map Pemuda Muhammadiyah Jateng Menuju Indonesia Emas 2045
Sementara itu, Imron dari PWM Jawa Tengah menjelaskan bahwa Muhammadiyah memilih Baitul Arqam sebagai sarana pengkaderan karena memiliki nilai historis yang kuat. Ia menyinggung makna Baitul Arqam pada masa Rasulullah sebagai tempat para sahabat ditempa menjadi generasi tangguh.
“Harapannya, setelah mengikuti Baitul Arqam ini, para peserta bisa menjadi kader hebat seperti para sahabat Rasulullah. Selain itu, Baitul Arqam juga menjadi ajang memperkuat ukhuwah dan menjalin silaturahim antar pengurus Muhammadiyah,” ujarnya.
Baitul Arqam, menurutnya, tidak sekadar forum pelatihan. Lebih dari itu, forum ini menjadi media penting untuk mempererat solidaritas kader sekaligus menanamkan ideologi Muhammadiyah secara mendalam. Dengan metode pembelajaran yang sistematis, peserta diarahkan agar mampu menerjemahkan nilai-nilai persyarikatan ke dalam amal nyata di masyarakat.
Suyanto menegaskan kembali bahwa peserta yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan pulang dengan semangat baru. “Baitul Arqam bukan hanya agenda seremonial. Kami ingin setiap peserta memiliki bekal ideologis yang kuat, militansi yang teruji, dan komitmen yang teguh. Inilah bekal utama agar Muhammadiyah tetap eksis dalam dakwah amar makruf nahi munkar,” jelasnya.
Baitul Arqam PDM Surakarta tahun ini menegaskan pentingnya kesinambungan kaderisasi. Para tokoh yang hadir menekankan bahwa keberlangsungan Muhammadiyah tidak hanya ditentukan oleh jumlah anggota, melainkan juga kualitas militansi dan pemahaman ideologi mereka.
Kontributor : Aryanto
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
