PWMJATENG.COM, Magelang – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menghadirkan terobosan dalam dunia pendidikan tinggi. Melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP), kampus ini meluncurkan Program Penyetaraan Akademik atas Prestasi Luar Biasa Mahasiswa. Program tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa berprestasi pada Tahun Ajaran 2023/2024 dan 2024/2025 untuk menyelesaikan studi tanpa harus menulis skripsi.
Program yang mulai berlaku pada Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 ini disambut antusias oleh mahasiswa dan dosen dari berbagai program studi. Antusiasme tersebut terlihat dari banyaknya portofolio prestasi yang diajukan untuk proses asesmen dan verifikasi. Skema ini memang tidak diberikan secara sembarangan, melainkan melalui seleksi ketat.
Kepala LPP UNIMMA, Arif Wiyat Purnanto, menjelaskan bahwa kebijakan ini menjadi bagian dari transformasi sistem akademik kampus. Fokusnya adalah pada pengakuan capaian pembelajaran melalui jalur non-tradisional.
“Ini bentuk penghargaan sekaligus upaya kami membuka jalur efisien dan bermartabat bagi mahasiswa berprestasi dalam menyelesaikan studi. UNIMMA ingin hadir sebagai kampus yang memberi ruang aktualisasi, bukan sekadar formalitas akademik,” kata Arif.
Menurutnya, prestasi mahasiswa yang sebelumnya sulit diakomodasi dalam sistem skripsi konvensional kini dapat disetarakan sebagai pengganti skripsi. Berdasarkan SK Nomor 067/KEP/II.3.AU/F/2025 yang mulai berlaku tahun ini, ada beberapa aktivitas yang bisa diakui. Antara lain, menjadi ketua atau anggota pelaksana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), finalis olimpiade sains atau kompetisi akademik minimal tingkat nasional, pemakalah di seminar internasional, pemakalah di minimal tiga konferensi nasional, penulis utama artikel di jurnal SINTA 2, serta penulis buku ber-ISBN sebagai penulis utama.
Baca juga, Monetisasi Konten Digital dalam Timbangan Islam: Antara Cuan dan Keberkahan
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Digitalisasi, Yun Arifatul Fatimah, menegaskan inovasi ini sejalan dengan semangat “Kampus Berdampak” UNIMMA. Tujuannya adalah menciptakan iklim belajar yang tidak terbatas pada ruang kelas.
“Mahasiswa didorong untuk aktif berkontribusi dalam penelitian, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, hingga kompetisi akademik, sebagai bagian integral dari proses pembelajaran,” ujarnya.
Yun juga menambahkan, setiap mahasiswa UNIMMA memiliki potensi yang layak diapresiasi.
“Melalui skema ini, UNIMMA membuktikan komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang adaptif dan progresif. Visi kami adalah mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berdampak bagi masyarakat dan peradaban,” tegasnya.
Selain sebagai bentuk apresiasi, program ini juga memberikan peluang bagi mahasiswa yang ingin lulus lebih cepat. Sistemnya dibuat inklusif, sehingga semua mahasiswa dari berbagai latar belakang berkesempatan mengikuti, asalkan memenuhi kriteria prestasi yang ditetapkan.
Contoh nyata penerapan program ini datang dari Muhammad Zadun Naja, mahasiswa disabilitas tuli yang berhasil lulus melalui jalur prestasi. Ia mengajukan karya film dokumenter berjudul “Cahaya dalam Keterbatasan” yang membawanya menjadi finalis kompetisi karya kreatif tingkat nasional.
“Saya ingin membuktikan bahwa mahasiswa tuli juga bisa berprestasi dan berkontribusi di bidang yang saya cintai. Alhamdulillah, UNIMMA mengapresiasi dengan penyetaraan skripsi,” ungkap Zadun.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
