PWMJATENG.COM, Jepara – SD Muhammadiyah Jepara resmi meluncurkan Program Bangkit dengan rangkaian kegiatan inovatif yang menggabungkan Smart Parenting, sosialisasi Sekolah Ramah Anak (SRA), pengukuhan Paguyuban Wali Murid (Wamur), serta peluncuran Duta Anti-Perundungan. Acara ini digelar di Aula PDM Jepara, Kamis (7/8/2025) bertepatan dengan 12 Muharram 1447 H, yang menjadi bagian dari kompleks titik 0 KM Muhammadiyah di Kabupaten Jepara.
Kegiatan ini menjadi tonggak era baru bagi SD Muhammadiyah Jepara. Kepala Sekolah, Akhmad Faozan, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan lain. “Ketika murid terwadahi pada lingkungan yang aman dan nyaman, tujuan pendidikan akan tercapai. Sekolah ramah anak adalah kunci,” ujarnya.
Hadir sebagai pemateri utama, Kepala Bidang PPA DP3KP2KB Jepara, Hesti Prihandari, memberikan paparan terkait SRA. Ia mengapresiasi inisiatif sekolah yang dinilai sejalan dengan konsep Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). “Sekolah menjadi elemen strategis yang menentukan keberhasilan KLA. Program seperti ini memastikan anak mendapatkan pendampingan belajar yang tepat,” ungkapnya.
Selain itu, turut hadir tokoh Muhammadiyah Jepara, Soleh Sudarsono; perwakilan Majelis Dikdasmen dan PNF Kota Jepara, Khoiruman; serta para wali murid. Aula PDM Jepara dipenuhi antusiasme, terutama saat 10 siswa perwakilan kelas IV, V, dan VI dikukuhkan sebagai Duta Anti-Perundungan.
Tema acara, “Sekolah Ramah Anak, Mewujudkan Anak Indonesia Hebat,” dinilai selaras dengan pesan Kementerian Pendidikan Nasional melalui Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Baca juga, Zakat Kontemporer dalam Perspektif Muhammadiyah: Menafsir Ulang Delapan Asnaf dalam Konteks Kehidupan Modern
Perwakilan Komite Sekolah, Anita—wali murid kelas VI—menyampaikan apresiasinya. “Kegiatan ini menjadi tanda nyata pergerakan sekolah. Semoga semangat inovasi ini terus terjaga,” katanya.
Pada sesi parenting, Hesti memaparkan keterkaitan SRA dengan KLA. Ia menekankan bahwa sekolah harus memiliki sarana-prasarana memadai dan dukungan seluruh pihak. Hal ini, menurutnya, menjadi dasar terciptanya lingkungan belajar yang aman.
Program ini juga menjadi momentum pengukuhan Paguyuban Wali Murid SD Muhammadiyah Jepara. Faozan menjelaskan bahwa pembentukan paguyuban telah dibahas bersama komite sekolah sebelumnya. “Wadah ini memfasilitasi komunikasi intens antara sekolah dan orang tua, sehingga sinergi semakin kuat,” jelasnya.
Prosesi pengukuhan dimulai dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Kepala Sekolah, dilanjutkan ucapan “Bismillah” sebagai tanda resmi berdirinya Paguyuban Wali Murid periode 2025–2027. Tepuk tangan meriah mengiringi momen ini.
Setelah itu, peluncuran Duta Anti-Perundungan dilakukan. Siswa yang terpilih diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di lingkungan sekolah. Dukungan penuh diberikan oleh wali murid yang hadir.
Faozan menegaskan, kreativitas dan inovasi sekolah merupakan investasi kepercayaan masyarakat. “Program positif seperti ini memicu motivasi anak, membahagiakan orang tua, dan memperkuat kepercayaan publik pada SD Muhammadiyah Jepara,” pungkasnya.
Kontributor : Edi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
