Harun Joko Prayitno: Ilmu Tanpa Amal Ibarat Pohon Tanpa Buah, Taruna Akmil Harus Jadi SDM Unggul!
PWMJATENG.COM, Magelang – Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah, Harun Joko Prayitno, menyerukan pentingnya kontribusi nyata para taruna Akademi Militer (Akmil) dalam membangun bangsa. Hal itu disampaikan saat memberikan orasi ilmiah pada prosesi Wisuda Sarjana Terapan Taruna Akmil di Magelang, Kamis (10/7/2025).
Dalam pidatonya yang mewakili Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Harun menekankan bahwa taruna bukan hanya calon perwira, tetapi juga agen perubahan yang harus memiliki dampak luas bagi masyarakat dan negara.
“Ilmu tidak akan menjadi apa-apa jika tidak memberi kemanfaatan, dan ilmu hanya akan bermanfaat apabila diamalkan,” tegasnya di hadapan para taruna, perwira, dan undangan yang hadir.
Orasi Harun mengangkat tema “PT BIMA: Pengabdian Taruna Berdampak Ilmu, Manfaat, dan Amal”. Ia menjelaskan bahwa “PT BIMA” merupakan akronim yang menggambarkan nilai inti yang harus dimiliki setiap taruna:
- P: Pengabdian
- T: Taruna
- B: Berdampak
- I: Ilmu
- M: Manfaat
- A: Amal
Menurutnya, kombinasi dari ilmu, manfaat, dan amal akan melahirkan perwira tangguh yang relevan dengan tantangan abad ke-21. Harun juga menyoroti bahwa kemajuan Indonesia sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Baca juga, Ketika Doa Tak Kunjung Dijawab: Ujian atau Tanda Kasih Sayang-Nya?
“Indonesia akan maju apabila SDM-nya unggul. SDM unggul adalah mereka yang menjadi inisiator perubahan di tengah masyarakat, memiliki karakter kuat, disiplin, tangguh, dan berdedikasi,” ujar Guru Besar bidang Kesantunan Berbahasa tersebut.
Dalam orasinya, Harun juga menyampaikan tujuh peran utama yang harus diwujudkan oleh lulusan Akmil di tengah masyarakat. Ia menyebut, taruna diharapkan mampu:
- Menciptakan rasa aman,
- Membawa kesejahteraan,
- Mengantar masyarakat menuju kemakmuran,
- Mendampingi agar mandiri,
- Membangun ketahanan dalam berbagai kondisi,
- Memajukan lingkungan sekitarnya, dan
- Menjadi agen perubahan menuju Indonesia unggul.
Ia menegaskan bahwa keunggulan intelektual harus diiringi pembangunan mental set yang kokoh. Untuk itu, ia memperkenalkan tiga fondasi yang harus dikuasai para taruna:
- Toolset: penguasaan alat dan teknologi,
- Skillset: keterampilan kolaboratif seperti learning to do dan learning to live together,
- Outcome-set: orientasi pada dampak nyata bagi masyarakat.
Menurutnya, ilmu tanpa pengabdian hanya akan menjadi teori kosong. “Sebagus-bagusnya taruna, perwira, dan manusia adalah mereka yang mampu memberikan kemanfaatan. Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah,” pungkas Harun dengan nada penuh makna.
Orasi ilmiah tersebut menutup prosesi wisuda dengan penuh inspirasi. Para taruna yang telah resmi menyandang gelar sarjana diharapkan dapat melanjutkan pengabdian mereka bukan hanya di medan tugas, tetapi juga di ruang-ruang sosial yang lebih luas.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
