PWMJATENG.COM, Jepara – SMA Muhammadiyah 2 Mayong kembali menggelar Taruna Melati 1 (TM 1), sebuah program kaderisasi calon Dewan Kerabat (DK) yang berlangsung selama dua hari, 30 Juni hingga 1 Juli 2025, di Rahtawood, Desa Rahtawu, Kudus. Dengan mengusung tema “Tangguh dalam Iman, Aktif dalam Tindakan Melalui Kepanduan”, kegiatan ini bertujuan membentuk generasi muda yang tangguh secara spiritual, mental, dan fisik.
Apel pembukaan berlangsung khidmat dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Hery Totowiyono. Ia membuka kegiatan secara simbolis dengan dua ketukan mikrofon. Dalam sambutannya, Hery menekankan pentingnya TM 1 sebagai sarana strategis membentuk karakter pelajar yang disiplin, bertanggung jawab, serta memiliki semangat juang tinggi.
“TM 1 ini bukan sekadar pelatihan kepanduan, melainkan juga pembinaan karakter Islami yang menyeluruh. Bahkan kami tengah menyiapkan peluncuran buku bertema peristiwa dunia dalam perspektif Al-Qur’an untuk memperkuat wawasan keislaman siswa,” ujarnya di hadapan peserta.
Selama dua hari, peserta TM 1 dibekali dengan beragam materi penguatan nilai dan keterampilan. Ramanda Ahmad Chomacin Al-Khatami mengisi materi keislaman dengan menyoroti tantangan moral remaja di era digital. Ia mengingatkan pentingnya menjaga adab kepada guru dan sesama, terutama di tengah derasnya arus informasi yang sering melunturkan nilai-nilai kesopanan.
“Akhlak adalah fondasi. Di mana pun dan kapan pun, adab harus dijunjung tinggi,” tegasnya dalam sesi materi.
Tak kalah penting, Aries Sa’dy Bassa membekali peserta dengan pemahaman mendalam tentang Undang-Undang Pandu dan Janji Pandu Hizbul Wathan (HW), yang menjadi fondasi filosofi gerakan kepanduan Muhammadiyah. Ia menyampaikan bahwa nilai-nilai pandu bukan sekadar seragam dan baris-berbaris, tetapi sikap hidup yang tertanam dalam keseharian.
Baca juga, Urf dalam Manhaj Tarjih Muhammadiyah: Antara Tradisi dan Sumber Hukum Islam
Kedisiplinan fisik peserta pun diuji lewat sesi Latihan Baris-Berbaris (LBB) yang dibimbing langsung oleh personel dari Koramil 05/Mayong. Latihan ini mengasah kekompakan dan kesadaran kolektif. Kesalahan satu peserta dapat memengaruhi keseluruhan formasi tim, menjadikan latihan ini sebagai sarana pembelajaran tanggung jawab dan kerja sama tim.
Ketua panitia TM 1, Muhammad Ibadurrohman Assalami, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dirancang secara menyeluruh untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta. “Kami ingin mencetak pribadi yang lebih siap menjadi DK sejati—mereka yang disiplin, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi semangat kepanduan,” ujarnya.
Salah satu momen paling berkesan adalah prosesi api unggun dan pentas seni yang digelar pada malam hari. Suasana penuh semangat, keakraban, dan tawa menjadi simbol kebersamaan dan ikatan antarpeserta.
Kesan mendalam juga dirasakan peserta. Muthia Izza Azzahra, salah satu peserta, mengaku terharu melihat semangat solidaritas yang tinggi di antara teman-temannya. “Saya banyak belajar dari TM 1, terutama tentang pentingnya saling menyemangati dan tidak menyerah dalam proses,” katanya.
Muhammad Amirur Rosyidi, peserta lainnya, menilai TM 1 sebagai ajang pembelajaran penting tentang kerja sama, kedewasaan, dan pengendalian ego. “Saya belajar bagaimana mengalahkan ego pribadi demi tujuan bersama,” tuturnya.
Kegiatan ditutup secara resmi melalui apel penutupan yang dipimpin oleh Umi Lestari, pembina Hizbul Wathan SMA Muhammadiyah 2 Mayong. Dalam amanatnya, Umi menyampaikan apresiasi atas semangat peserta dan dedikasi panitia. Ia berharap nilai-nilai yang diperoleh dalam TM 1 dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kontributor : Dina Setyaningsih
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
