Ribuan Jamaah Padati Wisata Dakwah Aisyiyah Cilacap, Gerakan Lumbung Hidup Jadi Sorotan!
PWMJATENG.COM, Cilacap – Ribuan jamaah tumpah ruah di Alun-alun Sidareja, Cilacap, Ahad (22/6/2025), dalam perhelatan Wisata Dakwah yang digelar Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Cilacap. Acara ini sekaligus menjadi momentum peringatan Milad Aisyiyah ke-108 dengan mengusung tema “Peran Aisyiyah dalam Mendukung Ketahanan Pangan Menuju Keluarga yang Sejahtera.”
Sorotan utama dalam kegiatan ini adalah penguatan program Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah (GLHA) yang diinisiasi untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga. Ketua PDA Cilacap, Rowakhidah, menegaskan bahwa gerakan ini wajib dimiliki oleh seluruh warga Aisyiyah di mana pun mereka berada.
“Warga Aisyiyah harus memberdayakan lingkungan masing-masing. Tanamlah cabai, terong, bayam, kangkung, dan sayuran lain sebagai kebutuhan dasar dalam ketahanan pangan,” tegasnya dalam sambutan.
Ia menambahkan bahwa Aisyiyah, sebagai garda terdepan di masyarakat, memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan keluarga melalui keteladanan dan gerakan nyata di lapangan. Menurutnya, Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah tidak hanya soal bertani, tetapi merupakan bagian dari ikhtiar kolektif untuk mencapai kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, PDA Cilacap memberikan penghargaan kepada tiga Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) tergiat dalam program GLHA. Juara pertama diraih oleh PCA Cilacap Utara, disusul PCA Majenang di posisi kedua, dan PCA Wanareja sebagai juara ketiga.
Baca juga, Makna Mendirikan Salat: Antara Rutinitas dan Transformasi Diri
Ketua PCA Cilacap Utara, Sri Sumarsih, menyampaikan rasa syukurnya atas penghargaan yang diraih. Ia menilai prestasi ini adalah hasil kerja keras seluruh kader dan pengurus. “Kami akan terus meningkatkan kegiatan di berbagai aspek. Aisyiyah ke depan harus berkemajuan,” ujarnya.
Sementara itu, dalam tausiah kebangsaan, Mintaraga Eman Surya mengulas pentingnya mentalitas pejuang dalam membangun ketahanan keluarga. Ia menekankan bahwa perempuan Aisyiyah harus meneladani semangat KH Ahmad Dahlan dalam tiga aspek: humanisasi, liberasi, dan transendensi.
“Perempuan Aisyiyah harus memiliki mental humanisasi. Kecantikan sejati tidak hanya tampak dari fisik, tetapi juga dari akhlak, pikiran, dan perilaku yang bersumber dari hati,” ungkapnya.
Ia juga menyerukan pentingnya mental liberasi, yaitu berani menyuarakan kebenaran dan menegakkan amar makruf nahi mungkar. Menurutnya, kaum ibu memiliki peran besar dalam mengatur rumah tangga dan mendukung program pemerintah, termasuk dalam isu ketahanan pangan.
“Aisyiyah harus bangkit dan menjadi pelopor dalam mengatasi berbagai persoalan sosial, termasuk kemiskinan,” tegasnya.
Terakhir, ia mengajak seluruh peserta untuk menguatkan mental transendensi, yakni setiap gerakan dilakukan semata-mata karena Allah SWT.
“Mencari rida Allah adalah orientasi utama dalam setiap langkah dakwah,” tandasnya.
Kontributor : Wasis
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
