PWMJATENG.COM, Karanganyar – Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah resmi ditutup pada Sabtu (29/6) di Wonderpark Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Acara penutupan ini dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, yang memberikan pesan mendalam kepada para relawan.
Dalam sambutannya, Agus menyampaikan bahwa keberadaan relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah merupakan bagian penting dalam upaya bangsa menghadapi bencana. “Hari ini kita berkumpul dan telah diakui sebagai relawan Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya bangsa untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kebencanaan,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa menjadi relawan bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan panggilan kemanusiaan yang harus dijalani dengan sepenuh hati dan penuh keikhlasan. “Kita harus jalani tugas mulia ini dengan sepenuh hati sebagai bagian dari kontribusi dalam berkhidmat untuk bangsa dan negara yang kita cintai,” ujar Agus. Ia menambahkan bahwa relawan adalah bentuk nyata dari dakwah kemanusiaan, dan karena itu para relawan harus selalu siap menolong siapa pun yang membutuhkan.
Jambore Nasional ini diselenggarakan oleh Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) – Muhammadiyah Disaster Management Center Pimpinan Pusat (MDMC PP) Muhammadiyah, bekerja sama dengan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan serta membangun jaringan relawan yang solid dan berdaya tanggap tinggi terhadap situasi bencana.
Baca juga, Tiga Konsekuensi Penggunaan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)
“Program ini dirancang untuk memberikan dampak positif, bukan hanya pada saat pelaksanaan Jambore, tapi juga untuk memperkuat kapasitas jangka panjang para relawan,” jelas Agus. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang pembelajaran sekaligus mempererat solidaritas antarrelawan dari seluruh Indonesia.
Lebih jauh, Agus berharap acara Jambore menjadi momentum bagi para relawan untuk mengembangkan kapasitas pribadi dan organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan. “Mudah-mudahan Jambore ini dapat memberikan kesan baik dan para relawan bisa terus tampil menjadi relawan yang tangguh dan siap siaga akan bencana,” pungkasnya.
Jambore Nasional ke-3 ini tidak hanya menyuguhkan kegiatan pelatihan dan simulasi kebencanaan, tetapi juga menghadirkan ruang berbagi pengalaman, refleksi spiritual, serta penguatan nilai-nilai keikhlasan dan ketangguhan dalam menghadapi realitas kemanusiaan di lapangan.
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan rasa syukur karena mendapat kesempatan untuk belajar, berjejaring, dan memperbarui semangat kerelawanan.
Dengan ditutupnya Jambore Nasional ini, relawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah diharapkan dapat membawa pulang semangat baru untuk terus mengabdi tanpa pamrih. Mereka bukan sekadar relawan biasa, melainkan duta kemanusiaan yang membawa misi dakwah, kesiapsiagaan, dan solidaritas lintas daerah.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
