PWMJATENG.COM, Karanganyar – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyebut bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan dijalankan dengan semangat Teologi Al-Maun, sebuah prinsip yang selama ini menjadi landasan dakwah Muhammadiyah.
Hal itu diungkapkan Zulhas saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah–‘Aisyiyah, Jumat (27/6), di Wonder Park Lawu Resort, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
“Yang diperjuangkan Pak Prabowo itu Teologi Al-Maun. Jadi kita sehati. Kita bahagia menjalankan program-programnya itu,” ujarnya di hadapan para relawan.
Salah satu bentuk konkret aktualisasi teologi tersebut, menurut Zulhas, tampak dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi prioritas utama pemerintahan mendatang. Ia menjelaskan bahwa program ini tidak hanya menyasar aspek kesehatan dan gizi, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang luas.
“Program MBG ini bukan hanya soal makanan. Ini akan menggerakkan ekonomi pedesaan,” katanya. Zulhas menambahkan, bahan pangan untuk program MBG akan dipasok dari petani lokal, koperasi, BUMDes, hingga UMKM di desa-desa. Dengan demikian, perputaran ekonomi di desa bisa meningkat lima sampai tujuh kali lipat.
Baca juga, Kalender Hijriah Global Tunggal
Pemerintah menargetkan hingga akhir 2025, sebanyak 82,9 juta penerima manfaat akan menikmati program MBG. Di bidang pendidikan, program ini diyakini mampu meningkatkan prestasi, kehadiran, dan partisipasi siswa di sekolah.
“Terutama untuk meningkatkan edukasi gizi sejak dini. Ini investasi masa depan bangsa,” sambung Zulhas.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya membangun ketahanan pangan nasional sebagai bentuk lain dari implementasi Teologi Al-Maun. Menurutnya, ketahanan pangan adalah pondasi bangsa yang kuat dan berdaulat.
“Kalau kita tidak bergerak di bidang ketahanan pangan, jangan harap menjadi bangsa maju,” tegas Zulhas.
Ia pun menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia tidak lagi mengimpor beras. “Tahun lalu kita impor 3,8 juta ton. Hari ini, stok beras kita 4 juta ton. Bahkan sampai tahun depan, kita tidak impor lagi,” ujarnya dengan nada optimis.
Dalam seminar yang sama, turut hadir Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana, Amalia Yunita, serta Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat. Keduanya juga tampil sebagai narasumber.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
