
PWMJATENG.COM, Surakarta – Dalam dunia pendidikan yang terus bergerak dinamis, wacana mengenai kepemimpinan menjadi topik yang tak pernah usang. Hal inilah yang menjadi pokok gagasan Iwan Junaedi, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan sekaligus Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, dalam Seminar Akbar Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) SD/MI Muhammadiyah se-Jawa Tengah, Sabtu (31/5/25).
Bertempat di tengah semangat para kepala sekolah Muhammadiyah yang berkumpul dari berbagai penjuru Jawa Tengah, Iwan menyampaikan pandangan transformatif mengenai pembentukan jiwa kepemimpinan di lingkungan sekolah. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan bukanlah sebuah anugerah genetis, melainkan hasil dari proses panjang yang dapat dibentuk dan diasah dalam ekosistem yang mendukung.
“Pemimpin itu tidak dilahirkan, tetapi diciptakan. Maka tugas kita adalah menciptakan lingkungan dan ekosistem yang memungkinkan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan bisa tumbuh dengan karakter kepemimpinan yang kuat,” tegas Iwan di hadapan ratusan peserta seminar.
Menurutnya, sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki peran vital dalam mencetak pemimpin masa depan. Ia menekankan pentingnya menciptakan budaya sekolah yang memfasilitasi tumbuhnya jiwa tanggung jawab, inisiatif, kerja sama, dan keberanian mengambil keputusan—nilai-nilai utama dalam kepemimpinan modern.
Baca juga, Bangkitkan Kekuatan Ekonomi Umat: Refleksi Islam atas Kekayaan, Kedermawanan, dan Ancaman Global
“Kalau sekolah hanya fokus pada kurikulum akademik dan mengabaikan pembinaan karakter, maka kita sedang mencetak generasi pintar tapi belum tentu siap memimpin,” ujar Iwan. Dalam konteks Muhammadiyah, lanjutnya, kepemimpinan yang ditumbuhkan seharusnya tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki visi ideologis yang selaras dengan nilai-nilai Islam berkemajuan.

Pandangan tersebut mendapatkan sambutan positif dari para peserta seminar. Salah satu kepala sekolah yang hadir, Siti Aminah dari SD Muhammadiyah Kudus, mengatakan bahwa gagasan Iwan membuka cakrawala baru dalam memandang peran kepala sekolah. “Kami jadi lebih sadar bahwa tugas kepala sekolah bukan hanya manajerial, tetapi juga menciptakan ekosistem yang subur untuk menumbuhkan pemimpin,” ungkapnya.
Iwan juga menekankan pentingnya sinergi antara kepala sekolah, guru, orang tua, dan pengelola pendidikan Muhammadiyah. Baginya, pendidikan yang berhasil menciptakan pemimpin adalah hasil dari kolaborasi berbagai pihak, bukan semata-mata hasil kerja individu.
“Jangan biarkan kepala sekolah berjalan sendiri. Bangun sistem kaderisasi kepemimpinan dari hulu ke hilir. Mulai dari siswa, guru, hingga pengelola amal usaha. Itulah Muhammadiyah yang maju dan modern,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Iwan juga mengajak seluruh peserta seminar untuk menjadikan sekolah sebagai ruang eksperimentasi kepemimpinan. Ia mendorong agar kepala sekolah berani memberi ruang bagi siswa untuk mengambil peran-peran strategis di sekolah, seperti dalam organisasi siswa, kegiatan sosial, hingga pengambilan keputusan di tingkat kelas.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha