PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta di Ruang Sidang BPH, Gedung Induk Siti Walidah, pada Jumat (21/2). Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari strategi branding kampus swasta guna memperkuat reputasi dan daya saing di tengah persaingan ketat dengan perguruan tinggi negeri.
Wakil Rektor V UMS, Supriyono, menegaskan bahwa perguruan tinggi swasta menghadapi tantangan besar dengan kehadiran Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Salah satu dampak dari status PTN-BH adalah kuota jalur mandiri yang mencapai 70 persen dari total penerimaan mahasiswa baru.
“Kita (perguruan tinggi swasta) harus membangun reputasi agar masyarakat percaya dengan kita, sehingga mereka (calon mahasiswa) berbondong-bondong masuk ke UMS,” ujar Supriyono.
Ia menambahkan bahwa perguruan tinggi swasta harus mampu menggali dana mandiri dan memanfaatkannya secara efisien. Menurutnya, hal ini merupakan keunggulan yang harus diperkenalkan kepada publik melalui strategi branding yang efektif.
“Membangun reputasi itu perjalanan panjang. Tidak bisa instan. Jika masyarakat masih berpikir bahwa perguruan tinggi negeri lebih baik, maka tugas kita adalah mengedukasi mereka lewat branding,” tambahnya.
Baca juga, Hukum Shalat Arbain, Safar, dan Rawatib bagi Musafir
Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Moh. Ali Imron, mengungkapkan bahwa pihaknya ingin belajar dari UMS terkait strategi membangun citra kampus yang kuat. Hal ini menjadi bagian dari rencana strategis UNISA Yogyakarta untuk mempercepat internasionalisasi kampus.
“Kami merasa pembangunan humas menjadi wajah UNISA. Ujung tombak citra institusi hari ini ada pada kehumasan, termasuk bagaimana membangun reputasi di masyarakat,” jelas Ali.
Menurutnya, UMS adalah salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia yang bisa menjadi acuan dalam pengelolaan branding institusi pendidikan tinggi.
“Kami sudah lama membangun Humas, tetapi kesadaran untuk benar-benar menguatkan strategi kehumasan baru muncul dalam dua sampai tiga tahun terakhir,” imbuhnya.
Dalam pertemuan ini, UMS menghadirkan jajaran Biro Humas dan Pemeringkatan yang bertanggung jawab atas pengelolaan konten media sosial dan laman web universitas. Mereka memaparkan strategi yang mencakup diversifikasi konten web, orkestrasi media sosial, penggunaan iklan digital, serta analisis trafik kunjungan ke laman web dan media sosial UMS.
Ke depan, Ali Imron berharap seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Indonesia dapat bersinergi dalam membangun reputasi institusi.
“Mudah-mudahan ada sinkronisasi dalam rangka penguatan seluruh PTMA se-Indonesia,” tandasnya.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
