PWMJATENG.COM, Surakarta – Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jatmiko MPd Gr, mengungkapkan tujuh modal sekolah penggerak dalam membangun sekolah yang berkemajuan. Ungkapan ini disampaikannya di halaman sekolah saat apel pagi pada pukul 06.45 WIB, pada Rabu (28/2/2024).
“Terdapat tujuh modal sekolah penggerak dalam membangun sekolah berkemajuan di era industri 4.0 menuju masyarakat society 5.0,” ungkap Jatmiko.
Dijelaskan olehnya, bahwa guru merupakan aset penting dalam kemajuan. “Dalam praktiknya, tujuh modal ini saling terkait satu sama lain. Modal tersebut meliputi modal manusia, fisik, lingkungan, politik, agama/budaya, sosial, dan finansial,” terangnya, di hadapan 74 guru karyawan.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya aset manusia, termasuk guru yang memiliki kualifikasi S1 atau S2, tenaga kependidikan, dan siswa. Guru dengan berbagai kualifikasi dan keahlian khusus, seperti teknologi informasi yang memahami AI, memiliki peran penting dalam fasilitasi pembelajaran antar-guru melalui komunitas belajar, mendorong siswa menjadi tutor sebaya, dan melibatkan orang tua dalam kegiatan literasi sekolah.
Baca juga, Politik Islam untuk Ibadah, Bukan untuk Sekadar Berkuasa
“Pembelajaran kreatif adalah kunci dalam penyampaian materi. Tenaga kependidikan mendukung kelancaran operasional sekolah, sementara siswa dengan prestasi baik baik akademik maupun non-akademik menjadi fokus layanan utama dalam proses pendidikan,” terangnya.
Jatmiko juga menjelaskan bahwa seorang pemimpin pembelajaran di sekolah penggerak harus menerapkan pemikiran yang berbasis aset atau asset based thinking.
“Pemikiran berbasis aset merupakan proses mengenali aset yang kita miliki menjadi suatu kekuatan. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk fokus pada hal-hal yang positif, inspiratif, dan potensial dalam kehidupan sekolah,” paparnya.
Konsep ini menjadi dasar Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA), yang menekankan kemandirian komunitas dalam mengatasi tantangan dengan memanfaatkan kekuatan dan potensi internal mereka sendiri, sehingga menciptakan hasil yang berkelanjutan.
Kontributor : Dwi Jatmiko
Editor : M Taufiq Ulinuha