Ziarah ke Masjid Al-Aqsa dan Cita Rasa Palestina

Ziarah ke Masjid Al-Aqsa dan Cita Rasa Palestina
Seri 9: Perselisihan Internal
Oleh : Dwi Taufan Hidayat (Penasehat Takmir Mushala Al-Ikhlas Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, Sekretaris Korps Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah, & Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas Kabupaten Semarang)
PWMJATENG.COMย โย Di dalam Masjid Al-Aqsa, suasana begitu syahdu. Para jamaah larut dalam doa dan sujud panjang. Namun, di sisi lain, ada ketegangan yang mulai merayap di antara anggota tim.
Arif, yang sejak tadi gelisah, akhirnya menarik Farhan ke samping. โFar, kau yakin kita aman di sini? Aku melihat beberapa petugas berjaga dengan lebih ketat dari biasanya.โ
Farhan menghela napas panjang. โAku juga merasakan hal yang sama, Arif. Tapi, kita sudah sejauh ini. Jamaah butuh ketenangan, bukan kepanikan.โ
Di sisi lain, Rudi, sales yang selalu bersemangat dalam menarik klien, tampak lebih sibuk sendiri. Dia sibuk mengambil foto-foto dengan latar belakang Al-Aqsa, sesekali memberikan narasi pendek untuk direkam. โKita harus manfaatkan momen ini untuk promosi, Bro. Ini kesempatan langka.โ
Arif menatapnya tajam. โRudi, kita sedang berada dalam situasi yang tidak menentu. Kau masih sempat memikirkan promosi?โ
Rudi tertawa kecil, mengangkat bahu. โBisnis tetap bisnis, Arif. Lagipula, klien masa depan kita pasti ingin tahu bagaimana pengalaman di sini.โ
Farhan ikut menimpali. โAku paham maksudmu, Rudi, tapi ini bukan waktunya. Fokus kita sekarang adalah memastikan rombongan aman.โ
Perdebatan mereka sempat mereda ketika azan berkumandang, memenuhi seluruh kompleks Masjid Al-Aqsa dengan suara yang menggema. Para jamaah segera merapikan diri, bersiap untuk shalat.
Namun, setelah shalat, ketegangan kembali meningkat. Kali ini, antara Farhan dan seorang jamaah bernama Pak Rahmat.
Baca juga, Kemah Pandu Putri HW Jateng ke-3: Membangun Generasi Muslimah Berdaya!
โSaya masih tidak habis pikir kenapa kita tetap lanjut ke sini, padahal keadaannya belum benar-benar stabil,โ ujar Pak Rahmat dengan nada kesal. โKeputusan ini bisa membahayakan semua orang.โ
Farhan mencoba tetap tenang. โKami sudah memastikan jalur yang aman sebelum berangkat, Pak. Tidak mungkin kami mengambil risiko tanpa pertimbangan matang.โ
โTapi tadi kau sendiri bilang merasa situasi di sini berbeda!โ Pak Rahmat mendesak. โItu artinya kau pun ragu.โ
Arif dan Rudi hanya bisa saling pandang. Situasi ini semakin panas. Beberapa jamaah lain mulai memperhatikan perdebatan mereka.
Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara peluit panjang. Beberapa petugas keamanan mulai bergerak cepat ke arah salah satu gerbang.
Farhan segera memberi isyarat pada rombongan. โKita harus segera keluar dari sini. Aku tidak ingin mengambil risiko.โ
Rombongan pun bergegas meninggalkan Masjid Al-Aqsa dengan langkah cepat tapi tetap tertib. Di dalam hati, Arif merasa lega sekaligus was-was. Mereka memang berhasil keluar dengan selamat, tetapi dia tahu perselisihan di antara mereka belum selesai.
Di dalam bus yang membawa mereka kembali ke hotel, suasana terasa lebih berat. Tidak ada yang berbicara, tidak ada candaan seperti biasanya. Semua larut dalam pikiran masing-masing.
Dan di balik semua itu, Arif mulai merasa bahwa perjalanan ini bukan sekadar perjalanan bisnis atau ibadah biasa. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang mereka hadapiโsesuatu yang masih belum mereka sadari sepenuhnya.
Bersambung ke seri 10: Tantangan Keamanan Semakin Dekat
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha