
PWMJATENG.COM, Surakartaย โย Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar acara pembekalan dan pelepasan calon alumni, Kamis (10/4), di Auditorium Mohammad Djazman. Acara tersebut digelar dua hari sebelum upacara wisuda yang akan berlangsung pada Sabtu (12/4) di Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS.
Wakil Dekan I FEB UMS, Muzakar Isa, menyampaikan bahwa para calon wisudawan patut bersyukur karena momen ini menjadi bonus setelah mereka berhasil menuntaskan studi dan merayakan Idulfitri bersama keluarga.
“Ini saat yang paling menyenangkan. Kami akan mewisuda 512 mahasiswa dari program sarjana dan magister,” ujar Isa.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 273 orang lulus dengan predikat cumlaude. Prodi Manajemen menyumbang jumlah tertinggi yaitu 203 lulusan, disusul oleh Prodi Akuntansi dengan 168 lulusan. Predikat wisudawan terbaik diraih oleh Fifi Nur Afiyah dari Prodi Akuntansi yang mencatatkan IPK 3,92.
Dekan FEB UMS, Anton Agus Setyawan, mengajak seluruh calon wisudawan untuk menikmati momen pembekalan dan wisuda sebagai bagian dari tahapan penting dalam hidup mereka. Ia mengingatkan bahwa meskipun kelulusan dirayakan bersama, perjuangan setiap orang tetap memiliki cerita yang berbeda.
“Anda harus bangga karena telah menyelesaikan perjuangan ini. Keahlian dan keterampilan Anda kini telah diakui sebagai seorang sarjana,” ujarnya.
Namun, Anton mengingatkan bahwa menerima ijazah bukanlah akhir segalanya. Justru setelah wisuda, para alumni akan dihadapkan pada kenyataan hidup dan harus membuat keputusan penting mengenai masa depan mereka.
Fifi Nur Afiyah, mewakili teman-temannya, menyampaikan kesan selama menempuh pendidikan di FEB UMS. Ia mengenang bahwa perkuliahan mereka dimulai secara daring karena pandemi Covid-19.
Baca juga, Mengukur Kualitas Taqwa di Bulan Syawal
โPerjalanan ini tidak mudah, tapi penuh pengalaman yang berharga,โ kata Fifi dengan penuh haru.
Dalam sesi pembekalan, Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Elianaโyang juga alumni FEB UMSโmenyampaikan tantangan dan peluang yang dihadapi para lulusan baru. Ia menyebutkan bahwa saat ini jumlah pengangguran di Indonesia hampir mencapai 7 juta orang, sementara setiap tahun angkatan kerja terus bertambah.

โPenerimaan PNS, BUMN, dan lembaga lainnya tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Selisihnya bisa mencapai 6 juta orang,โ ujarnya.
Menurut Adhe, kondisi ini menuntut para lulusan untuk lebih kreatif dan adaptif. Ia menyoroti tantangan global seperti perang dagang dan ketidakpastian kebijakan internasional yang berdampak langsung pada dunia kerja.
Namun, ia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki kekuatan pasar domestik yang besar serta jiwa gotong royong sebagai identitas bangsa. Salah satu buktinya adalah ketahanan UMKM saat menghadapi pandemi.
โUMKM mampu bertahan di tengah krisis. Ini menunjukkan bahwa peluang menjadi pengusaha sangat besar,โ kata Adhe.
Ia mengajak para alumni untuk tidak hanya mengejar pekerjaan sebagai pegawai, tetapi juga mempertimbangkan untuk menciptakan lapangan kerja.
โJika ingin jadi karyawan, harus siap bersaing dengan jutaan pencari kerja lainnya. Tapi jika Anda ingin menjadi pengusaha, pasar Indonesia terbuka sangat luas,โ tegasnya.
Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha