PWMJATENG.COM, Surakarta – Suasana aula SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (8/2/2025) pagi dipenuhi antusiasme para siswa dan guru. Kegiatan kuliah tujuh menit (kultum) yang biasanya berlangsung dengan ceramah konvensional, kali ini dikemas berbeda. Dai muda, Dwi Jatmiko, sukses mencuri perhatian warga sekolah dengan menyampaikan kultum melalui wayang kulit.
Dalam kultumnya, Dai Champions TVOne itu menekankan bahwa setiap manusia akan diuji dengan rasa gelisah dan khawatir. Namun, orang yang beriman akan selalu percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa bersamanya, sehingga mereka dapat mengatasi kegelisahan tersebut.
“Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung,” ujar Dwi Jatmiko usai kultum, mengutip salah satu ayat Al-Qur’an.
Ia juga menjelaskan bahwa zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir adalah salah satu amalan yang selalu diucapkan para nabi dan ulama salaf. Zikir ini menjadi pegangan dalam berbagai keadaan, baik saat lapang maupun sempit, serta saat menghadapi ujian hidup yang berat.
Baca juga, Gerakan Islam Berkemajuan: Muhammadiyah sebagai Pelopor Pembaruan
Dalam pemaparannya, Dwi Jatmiko juga membahas bagaimana seorang Muslim seharusnya menyikapi fitnah dan gosip. Menurutnya, setiap manusia pasti menghadapi ujian keimanan dalam bentuk berbagai fitnah. Ia mengibaratkan hati yang sakit seperti buah busuk, misalnya pisang yang sudah membusuk.
“Biarkan saja jika ada orang yang ingin menjelekkan kita atau mencemarkan nama baik kita. Sibukkan diri kita dengan hal-hal bermanfaat. Orang yang hatinya sakit ibarat buah busuk, yang akan jatuh dengan sendirinya tanpa perlu dijatuhkan,” jelasnya.
Menurutnya, dakwah merupakan bagian penting dalam kehidupan beragama. Dalam Islam, dakwah adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap Muslim, baik kepada sesama Muslim maupun kepada mereka yang belum mengenal Islam. Oleh karena itu, media seperti wayang kulit dapat menjadi sarana efektif dalam menyampaikan ajaran agama.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Sri Sayekti, mengapresiasi metode dakwah yang digunakan Dwi Jatmiko. Ia berharap sang dai muda terus berkembang dan membawa manfaat lebih luas.
“Semoga semakin maju dan berjaya seperti dai Hanan Attaki. Bisa mencetak kader dakwah yang hebat dan mengikuti jejak Ki Agung Sudarwanto MSn di medan dakwah. Saya melihat bahwa pertemanan bisa menjadi sesuatu yang produktif,” kata Sri Sayekti.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha