EditorialKolom

Wacana Pemerintah : BBM Naik

Oleh : Zaini Fajar (Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik DPD IMM Jateng)

PWMJATENG.COM – Sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi waktu ini semakin kuat di tengah terus menipisnya kuota Pertalite dan Solar bersubsidi. Dana subsidi dan kompensasi energi dalam anggaran negara sebesar Rp 502 triliun kemungkinan tak cukup menjaga harga BBM khusus jika kuota tak mampu dikendalikan.

Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam beberapa waktu terakhir kian kencang digaungkan sehingga memicu pro dan kontra. Terlebih, di kalangan pemerintahan sendiri masih terjadi silang pendapat terkait dengan wacana tersebut.

Sejumlah pejabat negara, mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, hingga sri mulyani menkeu buka suara soal kenaikan harga BBM subsidi.

Hal itu dikarenakan anggaran subsidi BBM dikhawatirkan kian membengkak; mengingat tren konsumsi BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar makin tidak terkendali. Di sisi lain, harga minyak mentah dunia masih stabil bertengger di level tinggi.

Dampaknya, anggaran subsidi energi terpaksa ditambah Rp74,9 triliun demi mencegah kenaikan harga energi primer, terutama BBM subsidi.

Dengan tambahan alokasi subsidi tersebut, total anggaran untuk subsidi energi tahun ini melonjak dari Rp134 triliun menjadi Rp208,9 triliun. Secara keseluruhan APBN harus menanggung subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp502 triliun.

Sayangnya, penyaluran BBM bersubsidi tak tepat sasaran sehingga gelontoran subsidi tidak optimal. Badan Anggaran (Banggar) kemudian menyarankan agar Presiden Jokowi menaikkan harga BBM subsidi secara bertahap sebanyak dua kali pada tahun ini.

Pemerintah akan mulai memberikan bantalan sosial tambahan sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun. Bantuan tersebut lewat kementrian sosial. Disampaikan langsung oleh mentri keuangan Sri mulyani dlm konferensi pers 29/08/22 usai rapat terbatas bersama pak jokowi.

Apa Dampak dari Harga BBM Naik

Tidak dapat dipungkiri bila terjadi kenaikan harga BBM ini akan menyebabkan  nilai lonjakan inflasi. Kenaikan inflasi terjadi karena BBM adalah sektor vital dari sebuah produksi dan transportasi. Kenaikan 1500 rupiah diperkirakan pemerintah akan menumbuhkan inflasi sebesar 1,7 % dan menurunkan subsidi sebesar 57 triliun.

Komponen yang paling terpengaruh dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak ini ialah masalah kenaikan harga bahan pangan yang diperlukan untuk segi distribusi dan produksinya.  Kenaikan sekitar 5-10% membuat harga makanan dan minuman dapat meningkat secara drastis yaitu sekitar 20-30%. Hal ini mempengaruhi daya beli masyarakat terutama rakyat kecil yang tidak mempunyai uang untuk membeli bahan pokok utama sehingga masyarakat mulai tersiksa dengan kebijakan tersebut.

Baca juga, Asyiknya Belajar Sistem Pernapasan dengan Alat Peraga Sederhana

Di luar daripada bahan pangan, transportasi adalah sektor penting yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kenaikan harga BBM ini. Harga BBM yang naik sebesar 1500 rupiah sebagaimana dicanangkan oleh pemerintah mengakibatkan transportasi umum menaikkan tarif angkutannya sebesar 35 % dari harga yang biasanya. Dari harga pertalite Rp. 7.650 /liter menjadi Rp 10.000 /liter dan harga solar Rp 5.150 /liter menjadi Rp 8.000 /liter dan pertamax Rp 12.500 /liter menjadi Rp. 16.000 /liter

Kedua sektor inilah yang menyebabkan masyarakat tidak dapat menerima kenaikan akan harga bahan bakar minyak ini. Harga angkutan umum dan harga makanan yang terus melambung tinggi padahal gaji yang mereka terima selama sebulan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan akan bahan pangan dan transportasi mereka sehari hari.

Bila Terjadi Harga BBM Naik

Menanggapi rencana kenaikan harga BBM. Kami sebagai akademisi akan selalu mewakili hati masyarakat saat ini, bagaimana baru saja akan pulih dari keterpurukan pandemi, malah sudah mulai lagi diberikan isu-isu seperti itu. Banyaknya subsidi tidak tepat sasaran sehingga merugikan masyarakat.

Adu argumentasi temen-temen aktivis saat ini di Jakarta, sudah dilakukan, tetapi tak mencapai titik temu. Karena itulah dia melakukan aksi orasi di atas bus kota depan kantor DPR RI untuk mengedukasi masyarakat. Ia menyatakan tak mendukung pemerintah yang sangat mengutamakan pencitraan, tetapi tak peduli pada nasib rakyat kecil walaupun pemerintah akan menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 600.000.Melaui kemensos dalam 2 termin.

Tidak dipungkiri, bila terjadi pemerintah akan menaikan harga BBM. kita akan intruksikan temen-temen di Jawa Tengah untuk melakukan bentuk aksi turun ke jalan. Karena kebijakan tersebut untuk saat ini kurang tepat.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE