Ustaz Adi Hidayat Serukan Konsolidasi Strategi Dakwah Muhammadiyah: Ini Alasannya!
PWMJATENG.COM, Jakarta – Pekan ini, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Konsolidasi Nasional ke-2 Majelis Tabligh yang diikuti oleh Majelis Tabligh PWM se-Indonesia. Pada pembukaan acara, Selasa (23/7/24), Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) membahas tentang pentingnya konsolidasi dalam strategi dakwah organisasi Muhammadiyah untuk menghadapi tantangan zaman modern ini.
Dalam pembukaannya, UAH menyampaikan bahwa Muhammadiyah harus terus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar yang telah menjadi landasan organisasi sejak awal. “Kita harus mampu membaca zaman dan merespons dengan tepat. Inilah kunci keberhasilan dakwah kita,” ujarnya.
UAH juga menekankan pentingnya kolaborasi antarumat Islam dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Menurutnya, dengan bekerja sama, umat Islam dapat lebih efektif dalam menghadapi berbagai tantangan global. “Kolaborasi adalah kunci. Kita harus bersatu untuk mencapai tujuan bersama,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Ia juga mengajak seluruh anggota Muhammadiyah untuk aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. “Kita harus hadir di tengah masyarakat, memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang ada. Ini adalah bagian dari dakwah kita,” katanya.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah tantangan dakwah di era digital. UAH mengakui bahwa perkembangan teknologi memberikan tantangan tersendiri bagi para dai. Namun, ia juga melihat ini sebagai peluang besar untuk menyebarkan pesan-pesan Islam lebih luas. “Teknologi adalah alat. Kita harus memanfaatkannya untuk kebaikan. Media sosial, misalnya, bisa menjadi sarana efektif untuk dakwah jika digunakan dengan bijak,” ujarnya.
Baca juga, KH. Tafsir: Pada Saatnya Nanti, KHGT Akan Diterima Seluruh Umat Islam
Direktur Quantum Akhyar Institute ini juga menyoroti perlunya pemahaman yang mendalam mengenai media digital dan bagaimana menggunakannya secara positif. Ia mengajak para dai untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar dapat tetap relevan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah.
Pada kesempatan tersebut, UAH juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam pengembangan kader dakwah. Ia menekankan bahwa kader-kader Muhammadiyah harus dibekali dengan ilmu pengetahuan yang luas, baik dalam bidang agama maupun umum. “Pendidikan adalah fondasi utama. Kita harus memastikan bahwa kader-kader kita memiliki kualitas yang baik agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat,” katanya.
Ia juga mendorong Muhammadiyah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga-lembaga yang dikelolanya, serta mendorong inovasi dalam metode pembelajaran agar dapat mencetak generasi penerus yang unggul.
Acara konsolidasi ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi Muhammadiyah untuk memperkuat strategi dakwahnya. Dengan kolaborasi, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan kualitas pendidikan, Muhammadiyah diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan dan terus berkontribusi positif bagi masyarakat.
Editor : M Taufiq Ulinuha