
PWMJATENG.COM, Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan remaja. Melalui program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Diktisaintek, Unimus menggandeng SMAN 10 Semarang untuk membentuk kader tangguh pencegah anemia di kalangan pelajar.
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (8/8/2025) dan diikuti puluhan siswa kelas X dan XI. Mereka ditunjuk pihak sekolah sebagai agen perubahan yang bertugas menyebarkan edukasi kesehatan kepada teman sebaya.
Ketua tim pengabdian kepada masyarakat, Siti Aisah, menegaskan bahwa program ini tidak hanya sekadar pelatihan, melainkan langkah nyata membangun kesadaran remaja sejak dini. “Kami ingin para siswa memiliki keterampilan mencegah anemia sejak dini, lalu membagikannya kepada teman sebaya melalui metode pembelajaran sebaya (peer education),” ujarnya.
Menurut Siti Aisah, peer education dipilih agar pesan kesehatan lebih mudah diterima. Dengan cara itu, para siswa diharapkan mampu menjadi pelopor kesehatan sekolah sekaligus kader pencegah anemia yang berkelanjutan.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 10 Semarang, Supriyadi, yang hadir mewakili kepala sekolah, juga menekankan pentingnya program tersebut. Ia menyebut anemia sebagai ancaman serius bagi remaja. “Kami menyiapkan siswa sebagai kader yang memberi pencerahan bagi teman-teman mereka. Selain sehat, ini juga membuka peluang melanjutkan studi ke bidang kesehatan di Unimus,” tutur Supriyadi.
Baca juga, Khutbah Jumat: Mewujudkan Negara yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur
Kepala Puskesmas Genuk Kota Semarang, Moch Onny Pramana, yang turut hadir sebagai pemateri, menambahkan bahwa anemia masih menjadi intervensi prioritas pada wanita usia subur (WUS). Menurutnya, kolaborasi sekolah, perguruan tinggi, dan fasilitas kesehatan menjadi langkah strategis untuk menekan kasus anemia di masyarakat.
Pelatihan dibagi dalam beberapa sesi yang dikemas interaktif. Siti Aisah memaparkan materi berjudul “Strategi Pembelajaran Sebaya: Remaja Peduli Kesehatan, Cegah Anemia Sejak Dini”. Ia menekankan pentingnya pola makan sehat dan pemeliharaan kadar hemoglobin.

Sementara itu, Purwanti membawakan materi edukasi gizi seimbang. Adapun dosen Yanuan Ben Olina memandu praktik lapangan bersama mahasiswa Unimus dari Prodi Gizi dan S1 Keperawatan. Mereka mengajarkan siswa bagaimana menjadi kader anemia di sekolah.
Peserta pelatihan juga dibekali modul kader anemia sekolah, buku skrining anemia, serta praktik lapangan dalam kelompok kecil. Sebagai penguatan materi, siswa diajak menonton video edukasi mengenai anemia agar lebih memahami risiko dan pencegahannya.
Selain Siti Aisah sebagai ketua program, hibah ini juga melibatkan dosen Unimus lainnya, yakni Purwanti Susasini, Much N. Al Jihad, dan Dewi Setyawati. Program ini dianggap sebagai terobosan baru karena mengintegrasikan pembentukan kader kesehatan sekolah dengan metode peer education, sekaligus membuka jalur pembinaan berkelanjutan hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha