
PWMJATENG.COM, Magelang – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melalui Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) menjadi tuan rumah Sharing Session Forum Komunikasi (Forkom) Perencanaan dan Pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA). Kegiatan yang berlangsung secara daring pada Kamis (4/9) ini berkolaborasi dengan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan menjadi ruang pertukaran strategi, pengalaman, serta penguatan tata kelola antarperguruan tinggi Muhammadiyah.
Acara dibuka Koordinator Forkom, Munajat Tri Nugroho. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar-PTMA dalam menghadapi dinamika pengelolaan pendidikan tinggi. “Kerja sama ini akan memperkuat tata kelola perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di tengah tantangan yang semakin kompleks,” ujarnya.
Rektor UNIMMA, Lilik Andriyani, turut menyampaikan sambutan. Ia menegaskan forum tersebut relevan untuk memperkuat strategi sekaligus tata kelola pendidikan tinggi Muhammadiyah. Menurutnya, sinergi antar-PTMA dapat menghadirkan inovasi dan meningkatkan daya saing kampus di tingkat nasional maupun global.
Paparan utama disampaikan oleh Muji Setiyo, Kepala BPP UNIMMA. Ia mengulas pentingnya penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang terintegrasi dengan Rencana Strategis (Renstra). Menurutnya, SPMI tidak sekadar kewajiban regulasi, melainkan instrumen kunci dalam memastikan kualitas tata kelola perguruan tinggi.
“Perencanaan strategis yang selaras dengan SPMI akan memudahkan kampus mengukur kinerja, mengevaluasi capaian, serta menyusun langkah perbaikan berkelanjutan,” kata Muji.
Ia juga menambahkan, BPP UNIMMA rutin menyusun kajian strategis dua kali dalam setahun. Kajian ini dijadikan dasar oleh pimpinan universitas dalam mengambil keputusan berbasis data dan analisis. “Kajian mencakup tren eksternal, dinamika internal, dan regulasi terbaru yang memengaruhi arah kebijakan perguruan tinggi. Saat ini, kami sedang mengerjakan kajian komparatif antara Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 dan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023,” jelasnya.
Baca juga, Wakil Ketua PWM Jateng Ibnu Hasan Berbagi Pengalaman Pengembangan Cabang Ranting dan Pemberdayaan Masjid Unggulan
Menurut Muji, hasil kajian tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran komprehensif bagi perguruan tinggi dalam menyesuaikan strategi agar tetap relevan dengan perkembangan regulasi pendidikan tinggi di Indonesia.
Paparan berikutnya disampaikan Suryani dari UNISA Yogyakarta. Ia mengangkat topik manajemen risiko dalam perencanaan organisasi. Menurutnya, manajemen risiko tidak bisa berdiri sendiri, tetapi perlu terintegrasi dengan sistem manajemen keuangan dan akuntansi.

“Di UNISA, sistem manajemen risiko juga sudah diselaraskan dengan Rencana Operasional (Renop). Dengan begitu, potensi risiko bisa dipetakan dan diantisipasi sejak awal perencanaan,” ungkapnya.
Ia menilai, pendekatan tersebut mampu menjaga konsistensi pelaksanaan strategi, meningkatkan transparansi, dan memperkuat akuntabilitas institusi. Integrasi ini juga penting agar perguruan tinggi lebih siap menghadapi tantangan yang kian beragam.
Forum yang dipandu secara interaktif itu menghasilkan berbagai catatan penting. UNIMMA menunjukkan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi antar-PTMA. Pertukaran gagasan dan praktik baik diharapkan dapat mendorong pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian yang lebih adaptif terhadap regulasi dan tuntutan global.
“Melalui forum ini, kita tidak hanya berbagi pengalaman, tetapi juga meneguhkan semangat kebersamaan dalam mengelola perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” tutur Muji.
Kontributor : Arin
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha