AUMBerita

UMS Gegerkan Dunia Kampus Lewat ICAC 2025: 142 Peserta dari 39 Negara Ramaikan Ajang Budaya Internasional!

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menegaskan posisinya sebagai kampus berwawasan global melalui gelaran 4th International Culture and Academic Competition (ICAC) 2025. Acara ini berlangsung meriah di Auditorium Moh. Djazman, Kampus 1 UMS, Rabu (18/6), dengan partisipasi 142 peserta dari 39 negara dan 26 universitas.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional (BKUI) UMS ini menjadi ajang pertukaran budaya dan kompetisi akademik bagi mahasiswa lokal dan internasional yang sedang menempuh studi di Indonesia. Rangkaian acara berlangsung semarak, mulai dari parade budaya, fashion show, tarian tradisional, pantun, paduan suara, hingga presentasi ilmiah.

Wakil Rektor UMS Bidang Riset, Inovasi, Reputasi, Dampak, Kemitraan, dan Urusan Internasional, Supriyono, secara resmi membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa ICAC bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang lintas budaya untuk memperkuat kolaborasi global antar mahasiswa.

“ICAC ini adalah wujud strategi internasionalisasi di rumah. UMS ingin mahasiswa bertumbuh dalam suasana akademik dan budaya yang global, tanpa harus ke luar negeri,” ujarnya.

Tahun ini, ICAC menghadirkan dua kategori baru: Media Content Production dan Quiz Bowl atau Lomba Cerdas Cermat (LCC). Kedua cabang ini dirancang sebagai upaya memperluas cakupan ekspresi mahasiswa dalam bidang teknologi dan literasi global.

Baca juga, Seni dalam Pandangan Muhammadiyah: Fitrah, Dakwah, dan Strategi Peradaban

Kepala Bidang Mobilitas dan Hospitalitas BKUI UMS, Sri Indra Kurnia, mengungkapkan bahwa jumlah peserta tahun ini meningkat tajam dibanding ICAC pertama yang hanya diikuti oleh 87 peserta dari 19 negara dan 9 universitas.

“ICAC kini menjadi ajang global. Pesertanya datang dari beragam latar belakang dan negara, saling belajar dan menjalin koneksi lintas budaya,” tutur Sri Indra. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh pimpinan universitas dan kerja keras tim BKUI dalam menyukseskan acara ini.

Menurutnya, ICAC bukan sekadar perlombaan, melainkan ruang untuk memperluas wawasan dan membangun solidaritas antarmahasiswa dunia. “ICAC adalah milik mahasiswa. Mereka yang menjadikannya nyata dan bermakna,” tegasnya.

Salah satu peserta yang menyita perhatian publik adalah Rahmanwali Sahar, mahasiswa asal Afghanistan yang berhasil meraih juara pada kategori Traditional Food Competition. Ia mengungkapkan kegembiraannya bisa bergabung dalam ICAC.

“Ini momen yang sangat berharga. Saya bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai budaya,” katanya. Ia menambahkan bahwa pengalaman ini memperkaya pandangannya tentang dunia dan membuka kesempatan berteman dengan mahasiswa dari negara lain.

Rahmanwali menuturkan bahwa dirinya dan tim telah menyiapkan sajian khas Afghanistan untuk dipamerkan dalam kompetisi. Meskipun tidak tampil langsung di atas panggung, ia aktif mengikuti berbagai sesi kegiatan dan bahkan menjalin pertemanan erat dengan mahasiswa asal Aljazair.

“Saya sekarang berteman dekat dengan Iman dari Aljazair. Kami bertukar cerita, belajar bersama, dan tentu saja menikmati suasana ICAC,” ucapnya antusias.

Lebih jauh, Rahmanwali memuji lingkungan akademik dan fasilitas UMS. Ia menyebut kampus ini sebagai tempat yang kondusif bagi perkembangan intelektual dan budaya mahasiswa internasional.

“Universitas ini sangat mendukung kami. Lingkungannya ramah dan membuat saya merasa diterima,” tuturnya.

Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE