UMP dan UMKM Award
Oleh : Khafid Sirotudin*
PWMJATENG.COM – Perintis memiliki arti sebagai orang yang memulai untuk mengerjakan sesuatu. Perintis juga dapat diartikan sebagai pelopor yang membuat langkah pertama untuk mengerjakan sesuatu di masa lalu, atau usaha pertama untuk membuka jalan. Sedangkan kata pertama, menurut KBBI, mengandung arti kesatu, mula-mula, terutama, terpenting.
Dua kata : Perintis dan Pertama inilah yang kami sematkan untuk memberikan UMKM Award kepada Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). LP-UMKM PWM Jateng memberikan penghargaan (award) kepada UMP sebagai “Perintis Pertama Kampus Ramah UMKM di Indonesia”. Selaku ketua, saya menyerahkan Sertifikat dan Tropi UMKM Award tersebut yang diterima Wakil Rektor III UMP, Drs. Ikhsan Mujahid, M.Si., disaksikan Wakil Ketua PWM Jateng, Dr. H. Ibnu Hasan, M.Ag. Penyerahan UMKM Award dilakukan pada saat upacara pembukaan Rakorwil UMKM Muhammadiyah zona Barlingmascakep (eks-Karesidenan Banyumas Raya) di Aula AK. Anshori, lantai 3 Gedung Rektorat UMP, Sabtu 27 Januari 2024.
Sejak Mei 2023 diamanahi dan dikukuhkan sebagai pimpinan LP-UMKM oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, kami melakukan pengkajian dan pencermatan terhadap stakeholders (pemangku kepentingan) yang memiliki komitmen dalam mengembangkan UMKM di Jawa Tengah. Baik internal Muhammadiyah (UPP, Ortom, AUM) maupun eksternal (Departemen/ Badan/Dinas, Lembaga Eksekutif dan Legislatif, Perusahaan Swasta dan BUMN/BUMD, Koperasi, dll). Mengingat Lembaga Pengembang UMKM merupakan lembaga baru di lingkungan PP/PW/PD Muhammadiyah hasil Muktamar ke 48 di Solo.
UMP adalah kampus PTM yang menisbatkan diri sebagai Rumah Persyarikatan. Berbagai monumen amal saleh dapat kita telusuri atas rekam jejak UMP dalam memberikan uluran tangan dan memfasilitasi beragam kegiatan Muhammadiyah dan Ortom, khususnya di wilayah Banyumas Raya. Selama 7 tahun diamanati sebagai Ketua LHKP (Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik) PWM Jateng, kami merasakan “kehangatan” hubungan dalam mensupport berbagai kegiatan. Kami sangat mudah untuk berkomunikasi dengan Rektor beserta supporting team pendukungnya.
Kampus Ramah UMKM
UMP mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai PTS dengan Akreditasi Unggul. Dilihat dari jumlah mahasiswa, UMP menjadi PTM terbesar kedua di Jateng setelah UMS, dengan 17.876 orang mahasiswa. Yang menarik saat pandemi Covid-19 melanda, ketika banyak PTS dan PTN mengalami penurunan mahasiswa baru, justru UMP mengalami kenaikan. Berturut-turut jumlah mahasiswa baru UMP tahun 2020-2023 adalah 3300, 3600, 4300 dan 5200.
Jika kita memasuki kompleks UMP, terdapat beberapa fasilitas publik yang sangat dibutuhkan mahasiswa dan masyarakat, tetapi–barangkali–tidak pernah terpikirkan oleh pemangku kampus lain. Misalnya ada halte bus Trans Banyumas di dalam UMP sebagai prasarana pendukung transportasi publik. Pelayanan Samsat Keliling sepekan sekali untuk melayani civitas akademika dan masyarakat sekitarnya dalam perpanjangan STNK.
Tak ketinggalan adanya program akhir pekan “Sunmor (Sunday Morning)” di dalam kompleks UMP, di mana pelaku UMKM dan PKL makanan minuman serta penjaja barang lainnya leluasa berjualan secara merdeka (gratis dan tertata rapi) untuk melayani ribuan masyarakat datang berolahraga dan mengikuti Pengajian Ahad Pagi di masjid KH. Ahmad Dahlan yang berada di dalam lingkungan UMP. Sebuah ekosistem spititual-ekonomi yang berkemajuan.
Baca juga, Buya Anwar Abbas Ungkap Dua Tokoh Kiai di Muhammadiyah
Dalam membangun Ekosistem Kampus Ramah UMKM, UMP juga menerapkan tambahan Mata Kuliah Enterpreneurship (3-6 SKS) bagi semua mahasiswa semester akhir pada semua program studi. Ihtiar ini diharapkan menjadi bekal bagi para sarjana alumni UMP untuk memiliki jiwa kewirausahaan yang mandiri, berdaya saing dan berkeadaban. Mengingat fakta banyak sarjana lulusan perguruan tinggi yang tidak mungkin semuanya terserap di lapangan pekerjaan formal yang terbatas. Usaha menumbuhkan jiwa bisnis dan kewirausahaan bagi mahasiswa menjadi pilihan yang cerdik.
Pemberdayaan UMKM di UMP bersifat partisipatif aktif. Tiga ratusan PKL yang pada awalnya berjualan di sepanjang jalan depan kampus diundang, dikumpulkan, diajak dialog dan dibentuk paguyuban yang pengurusnya dimusyawarahkan dari-oleh-untuk komunitas mereka sendiri. Para pemimpin PKL inilah yang secara intensif didampingi oleh Tim UMP untuk merumuskan langkah dan program bersama. Pendekatan gotong-royong, taawun dan partisipatif manusiawi (Jawa : nguwongke) terbukti mampu menjadikan wasilah bagi UMP mencapai PT terakreditasi unggul.
Baca juga, Inspiratif, Masjid At Taqwa Muhammadiyah Jateng Resmi Jadi Masjid Unggul Percontohan Nasional!
Program selanjutnya, UMP membangun loos dan outlet permanen di lingkungan kampus untuk melayani kebutuhan makanan dan minuman bagi civitas akademika dan berbagai kebutuhan konsumsi harian. UMKM yang telah memenuhi klasifikasi baik diberikan kesempatan berjualan setiap hari di loos yang dibangun tersebut secara gratis. Tentu tidak gratis semuanya, biaya listrik dan air PDAM musti dibayar sesuai penggunaan mereka masing-masing.
Masih ada lagi amal saleh UMP untuk UMKM, yaitu pemberian fasilitasi bea siswa untuk mahasiswa putra-putri UMKM yang berprestasi dan fasilitasi pinjaman kebajikan “Qardhul Hasan” dari BMT cc LazisMu Kantor Layanan UMP. Sungguh sebuah program Kampus Ramah UMKM yang komprehensif, integral dan berkemajuan. Semoga ke depan segera berdiri UMKM Center di UMP hasil kolaboratif dengan LP-UMKM PWM, MEK PWA, Bidang Ekonomi PWNA, LazisMu, Lembaga Sertifikat Halal, BPOM, Perbankan, Dinas Terkait dan Stakeholders lain yang memiliki komitmen dan kepedulian untuk menaikkan kelas UMKM. Wallahu’alam
*Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah
Editor : M Taufiq Ulinuha