Umat Islam Harus Menjadi Agen Perubahan yang Progresif
PWMJATENG.COM – Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, H. Muhammad Abduh Hisyam, S.Ag., menggambarkan karakteristik Islam berkemajuan. Dalam paparannya, beliau menyoroti nilai-nilai yang esensial untuk menciptakan umat Muslim yang dinamis, maju, dan selalu berpikir.
Dalam pengantar pidatonya, H. Muhammad Abduh Hisyam mengajak umat Islam untuk merenung dan memahami pentingnya karakteristik Islam berkemajuan. Beliau menyampaikan bahwa dalam dunia yang terus berputar, umat Islam haruslah menjadi agen perubahan yang progresif.
“Seorang Muslim yang berkemajuan harus hidup berlandaskan Tauhid, Mabniun ala Tauhid. Tauhid mengajarkan kita untuk hanya menyembah kepada Allah semata, menjauhi penyembahan terhadap makhluk. Ini merupakan dasar yang kuat bagi umat Islam yang ingin berkemajuan,” ujar H. Muhammad Abduh Hisyam.
Dalam konsep Tauhid, beliau menjelaskan bahwa memahami bahwa tidak ada Tuhan selain Allah adalah sebuah penolakan terhadap kezaliman, kesewenang-wenangan, kemiskinan, dan kebodohan. Seorang Muslim yang berkemajuan adalah mereka yang memiliki keberanian untuk mengatakan “tidak” terhadap ketidakadilan. Hal ini mencerminkan tingginya rasa percaya diri dan keyakinan yang tertanam kuat dalam diri mereka.
“La ilaha illallah, tidak ada Tuhan selain Allah, adalah sebuah pernyataan ‘tidak’ terhadap segala bentuk ketidakadilan dan kezaliman. Ini menandakan rasa percaya diri yang tinggi dan keyakinan yang melandasi setiap langkah seorang Muslim yang berkemajuan,” tambah beliau.
Baca juga, Pengajian Akbar di Karanganyar: Pesan Inspiratif KH Tafsir untuk Menyongsong 2024!
Pentingnya menginternalisasi nilai-nilai Tauhid juga disoroti oleh H. Muhammad Abduh Hisyam. Beliau menekankan bahwa Tauhid bukan hanya sebagai penegasan “tidak” terhadap kezaliman, tetapi juga sebagai pemuliaan terhadap semua manusia. Manusia, sebagai makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah, layak untuk dihormati dan dimuliakan oleh sesama manusia.
“Tauhid juga mengajarkan pemuliaan kepada manusia. Kita harus tergerak untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada sesama manusia, tanpa memandang suku, agama, atau etnisnya. Karena kita adalah ciptaan Allah, dan itu mencakup semua umat manusia,” tegas H. Muhammad Abduh Hisyam.
Dalam konteks berpikir dan menggunakan akal, beliau menjelaskan bahwa Tauhid juga mengajarkan umat Islam untuk selalu berpikir dan memahami hukum-hukum Allah yang menciptakan alam semesta ini. Pemikiran yang baik, kata beliau, adalah perintah Allah yang diungkapkan dalam firman-Nya: “Afala ta’qilun, afala tu’minun, afala tadabbrun” yang artinya, “Tidak akan kau merenungkan, tidak akan kau memperhatikan, tidak akan kau menalar alam semesta ini.”
“Sebagai kaum Muslim yang berkemajuan, kita harus selalu berpikir dan menggunakan akal dengan baik. Ajaran Islam harus selaras dengan akal, karena itu adalah perintah Allah,” papar H. Muhammad Abduh Hisyam.
Dengan penuh semangat, Tausiyah H. Muhammad Abduh Hisyam, S.Ag., memberikan pandangan yang mendalam tentang karakteristik Islam berkemajuan. Dalam kerangka nilai-nilai Tawhid, umat Muslim diingatkan untuk menjadi agen perubahan yang progresif, membela keadilan, dan selalu berpikir dalam rangka mengembangkan diri dan masyarakat.
Editor : M Taufiq Ulinuha