PWMJATENG.COM, Tegal – Tegal Muhammadiyah University (TMU) menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan berpartisipasi pada Lokakarya Konsep Dasar Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi. Acara ini berlangsung di Universitas Sragen, Jumat (15/8), dan menghadirkan narasumber utama Rudi Hartono serta Andryan S.
Lokakarya tersebut merupakan bagian dari program Bantuan Pembinaan SPMI oleh Belmawa 2025. Tujuannya jelas, yakni meningkatkan mutu pendidikan tinggi sekaligus mendampingi program studi dalam mengimplementasikan sistem penjaminan mutu sesuai standar yang berlaku.
Kelompok hibah SPMI ini terdiri atas Universitas Negeri Semarang sebagai perguruan tinggi pembina, Universitas Sragen sebagai koordinator, serta anggota lain yakni Universitas Muhammadiyah Tegal, STIE Wijaya Mulya Surakarta, ITSNU Pekalongan, dan Sekolah Tinggi Teknik Pati.
Dalam paparannya, Rudi Hartono menegaskan pentingnya fokus lokakarya pada penyempurnaan perangkat SPMI serta peningkatan kapasitas pengelolaan mutu di perguruan tinggi. Ia menyebut, tanpa perangkat yang lengkap dan SDM yang mumpuni, penjaminan mutu hanya akan berhenti pada tataran administratif.
Hal senada juga disampaikan Andryan S. Ia menekankan perlunya sinergi antarperguruan tinggi agar sistem penjaminan mutu berjalan efektif dan berkelanjutan. “Jika kerja sama ini solid, maka kualitas pendidikan tinggi akan meningkat secara kolektif,” ujarnya.
Wakil Rektor I TMU, Teguh Rimbawan, menegaskan bahwa keterlibatan TMU dalam lokakarya tersebut bukan sekadar formalitas. Menurutnya, hal itu menjadi wujud nyata komitmen kampus dalam meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan.
Baca juga, Hidup sebagai Ujian: Menemukan Keseimbangan dalam Ibadah dan Kehidupan
“Bagi TMU, sistem penjaminan mutu bukan hanya soal administratif, melainkan sudah menjadi bagian dari budaya akademik. Dengan perangkat SPMI yang lengkap dan pengelolaan yang lebih profesional, kami optimistis dapat menghadirkan kualitas pembelajaran unggul dan berdaya saing,” ungkap Teguh.
Ia juga menilai kegiatan ini sebagai kesempatan penting untuk memperkaya pengalaman, belajar dari perguruan tinggi lain, serta memperkuat kerja sama antaranggota hibah. “Kami berharap, hasil lokakarya bisa segera diimplementasikan dalam pengelolaan internal kampus, baik di tingkat fakultas maupun program studi. Dengan begitu, TMU mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, relevan dengan kebutuhan zaman, dan memiliki daya saing global,” tambahnya.
Teguh menyampaikan apresiasi kepada Belmawa, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Sragen yang telah memberikan kesempatan bagi TMU untuk terlibat dalam program pembinaan ini. Menurutnya, langkah itu sangat strategis dalam mempercepat peningkatan mutu pendidikan tinggi Muhammadiyah, khususnya di Tegal.
“Partisipasi TMU dalam lokakarya ini akan menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran bersama seluruh sivitas akademika agar menjadikan mutu sebagai nafas dalam setiap aktivitas kampus. Dengan demikian, TMU bisa terus berkembang, tidak hanya di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga menembus level internasional,” pungkasnya.
Kegiatan ini menegaskan bahwa pembinaan mutu tidak boleh berhenti pada regulasi, melainkan harus menjadi budaya yang hidup di perguruan tinggi. Melalui program Belmawa 2025, perguruan tinggi Muhammadiyah, termasuk TMU, berpeluang mempercepat transformasi akademik menuju kampus bermutu dan berdaya saing.
Kontributor : Riza
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
